Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan membela Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman
Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait
pose satu jari bersama Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde dan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim.
Menurutnya, kejadian yang berlangsung pada penutupan pertemuan IMF-World Bank di Bali beberapa waktu lalu itu hanya sebatas bercanda. Meski, Zulkifli menilai Luhut dan Sri Mulyani seharusnya juga berhati-hati.
"Saya kira hati-hati, tapi itu saya lihat, saya dengar juga ya, sepertinya bercanda. Apa harus dihukum?" ujar Zulkifli di kompleks parlemen, Jakarta, Kamis (18/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Walaupun saya pendukung Prabowo, ya kami serahkan sama Bawaslu, tapi harus bijaksana," lanjut Ketua MPR itu.
Zulkifli meminta agar jajaran menteri maupun pejabat partai politik untuk ekstra hati-hati di tengah meningkatnya tensi politik menjelang pemilu serentak 2019. Peningkatan tensi itu dinilai membuat orang lebih sensitif, terutama terkait Pilpres.
Semua hal, kata dia, bisa menjadi sorotan. Salah satunya terjadi saat kegiatan kampanyenya yang berlangsung di dekat pesantren atau kampus.
"Kita kampanye karena tidak boleh di pesantren, kita di kebun. Tapi yang datang kan para ulama, ustaz-ustaz tapi di kebun, itu kan sulit," kata dia.
"Memang tidak di pesantren tapi di kebun. Atau kita ke kampus, di kampus kan tidak boleh. Akhirnya kita sewa hotel, sewa ruangan, tapi pesertanya orang kampus," ujarnya.
Dengan demikian, Zulkifli mengatakan kesalahan sedikit apapun berpotensi menuai hukuman, baik dari masyarakat dan pengawas pemilu.
Namun, Zulkifli juga meminta agar Bawaslu memilah pelanggaran yang berpotensi melanggar atau hanya unsur ketidaksengajaan. Hal ini termasuk dalam kasus pose satu jari Luhut dan Sri Mulyani bersama bos IMF.
"Kalau ada yang keceplosan karena enggak sadar, enggak ngeh, apa itu harus dihukum? Kalau begitu kita bisa kena hukum semua. Jadi milih-milih menurut saya dipilah-pilah mana pelanggaran yang sengaja, mana yang memang karena enggak biasa," katanya.
Senada, Wakil Ketua DPR yang juga Politikus PKS Fahri Hamzah menilai apa yang dilakukan Luhut maupun Sri Mulyani hanya sebatas bercanda.
"Enggak usah terlalu begitu-begitu amat. Kasihan, orang itu bercanda," kata Fahri terpisah.
Sebelumnya, Tim Prabowo-Sandi akan menindaklanjuti dan melaporkan apa yang dilakukan Luhut dan Sri Mulyani terkait pose satu jari tersebut.
Laporan itu akan dilakukan oleh Tim Advokasi dan Hukum Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandi ke Bawaslu karena menganggapnya sebagai pelanggaran kampanye.
(swo/osc)