Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua
DPR Bambang Soesatyo meminta Polda Metro Jaya segera menggelar rekonstruksi kasus insiden
peluru nyasar dari
Lapangan Tembak Senayan ke komplek parlemen dengan menghadirkan tersangka.
"Dari gelar rekonstruksi tersebut akan memberi jawaban kepada publik apakah perbuatan tersebut ada unsur kesengajaan atau tidak. Masuk diakal atau tidak," kata Bambang dalam pesan singkatnya, Kamis (18/10).
Menurut Bambang, rekonstruksi akan memperlihatkan posisi menembak pelaku dengan arah laras senjata yang dapat menyasar ke lantai 6, 9, 10, 13, 16, dan 20 Gedung Nusantara I DPR.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan pemeriksaan kepolisian, dua pelaku yakni IAW dan RMY yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Keduanya disebutkan menggunakan senjata jenis Glock-17 dengan kaliber peluru 9 milimeter
"Lalu diuji juga secara balistik kemampuan jelajah dan daya rusak peluru jenis kaliber 9 mm dan pistol jenis Glock-17 modifikasi tersebut agar tidak menimbulkan berbagai spekulasi yang simpang siur di publik," ujar Bambang.
 Bambang Soesatyo. (ANTARA FOTO/Wahyu Putro A) |
Opsi Tanggulangi Risiko Peluru Nyasar dari Lapangan TembakLebih lanjut Bambang mengatakan Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR akan segera membahas pengamanan kompleks parlemen dengan Polri dan berbagai pihak seperti pengelola Gelora Bung Karno, PB Perbakin, Sekretariat Negara, dan Kemenpora yang terkait Lapangan Tembak Senayan.
"Agar ke depan insiden peluru nyasar tidak terulang kembali," ujar politikus Golkar tersebut.
Menurutnya, ada beberapa solusi atau alternatif yang bisa dilakukan. Pertama, relokasi Lapangan Tembak ke tempat lain yang lebih aman dan jauh dari keramaian.
Kedua, Polri diminta segera menerapkan standar sistem keamanan yang lebih efektif karena kompleks parlemen termasuk objek vital negara.
Ia menyarankan itu agar anggota dewan, staf, maupun masyarakat yang berkunjung ke kompleks parlemen dapat terbebas dari rasa was-was, tidak saja pada peluru nyasar tapi juga pada ancaman-ancaman lain seperti aksi teror dan aksi penyadapan yang tidak sah.
"Apakah nanti mau dilapisi kaca-kacanya dengan film antipeluru dan antisadap atau tidak, kami serahkan sepenuhnya kepada pihak keamanan," kata Bambang.
Ketiga, kata dia, pengelola dapat melakukan pengetatan standar operasional prosedur dan pengamanan di kawasan Lapangan Tembak Senayan agar obyek atau sasaran tembak tidak mengarah ke kompleks parlemen.
"Termasuk juga diantisipasi tingginya tembok tersebut agar jika ada pengguna senjata olahraga yang lalai seperti kejadian kemarin pelurunya tidak nyasar kesana-kemari," kata Bambang.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya telah menemukan enam lokasi yang menjadi ruangan tempat bersarang peluru nyasar di Gedung DPR. Hal itu terungkap berdasar hasil penyisiran di gedung DPR, Kamis (18/10) pagi.
Penyisiran Gedung DPR dilakukan oleh Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Roma Hutajulu. Dari penyisiran itu pihaknya menemukan enam lokasi yang diduga menjadi arah tembak peluru nyasar. Lokasi terakhir berada di Lantai 6 yang merupakan ruangan kerja anggota Fraksi PDIP Effendi Simbolon.
Sedangkan, lima ruangan lainnya adalah di lantai 13 di ruangan 1313, lantai 16 ruangan 1601, lantai 10 ruangan 1008, lantai 9 ruangan 915, dan di lantai 20 ruang 2003.
(swo/kid)