Kerabat Limbad Jadi Korban Kecelakaan Lion Air JT-610

Antara | CNN Indonesia
Selasa, 30 Okt 2018 20:52 WIB
Pesulap Limbad mendatangi RS Polri dan memasuki ruangan DVI, tempat keluarga korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610 menyerahkan data antemortem.
Pesulap Limbad. (Detikcom/Gusmun).
Jakarta, CNN Indonesia -- Kerabat pesulap Limbad menjadi korban jatuhnya pesawat Lion Air JT-610 tujuan Jakarta-Pangkalpinang di perairan Karawang, Jawa Barat. Hal ini diketahui ketika Limbad mendatangi Rumah Sakit Polri, Kramatjati, Jakarta Timur, Selasa (30/10) dan memasuki ruangan Disaster Victim Identification (DVI).

Dikutip Antara, kedatangan Limbad menarik perhatian masyarakat dan keluarga korban yang sedari pagi sudah berkumpul di posko antermortem.

Saat ditanya tentang adakah kerabat Limbad yang juga turut menjadi korban pesawat Lion Air JT 610, Limbad yang terkenal minim bicara hanya menganggukkan kepala.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sampai malam ini Limbad belum mengonfirmasi siapa kerabat yang menjadi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT-610. Dia hanya sedikit berkomentar.

"Nanti ya," ujar Limbad.
Langkah Limbad juga nampak terburu-buru saat awak media mendekatinya. Ia kemudian berlari mencari ruangan DVI dan memasukinya. Di ruangan DVI itu diketahui pihak keluarga korban diminta untuk menyerahkan data antemortem untuk keperluan identifikasi.

Hingga saat ini sudah 37 kantong jenazah yang dikirim ke RS Polri dari lokasi evakuasi. Tim DVI Polri akan melakukan proses identifikasi lewat pencocokan data antemortem dari keluarga dengan data postmortem yang ada pada tubuh korban, termasuk melalui sampel DNA.

Pesawat Lion Air JT-610 dipastikan jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10) pagi. Pesawat jenis Boeing 737-300 MAX 8 tersebut terbang dari Bandara Soekarno Hatta pada pukul 06.20 WIB menuju Bandara Depati Amir, Pangkalpinang.

Pilot sempat meminta kembali ke landasan sesaat setelah lepas landas. Pilot juga sempat melapor ke ATC Bandara Soetta adanya masalah pada flight control di ketinggian 1.700 kaki dan meminta naik ke ketinggian 5.000 kaki.

Namun pada pukul 06.33 WIB, pesawat hilang dari radar dan tak bisa dikontak ATC Bandara Soetta.

Pesawat dengan register PK-LQP itu membawa 189 orang, terdiri dari 178 penumpang dewas, satu anak, dan dua bayi, serta delapan awak kabin. Basarnas memprediksi seluruh penumpang dan awak kabin tak ada yang selamat. (osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER