Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Dalam Negeri
Tjahjo Kumolo mengunjungi Rumah Sakit Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (1/11) siang. Selain menyapa keluarga korban kecelakaan pesawat
Lion Air JT610, Tjahjo juga menyerahkan data kependudukan untuk mempercepat proses identifikasi yang dilakukan Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri.
Tjahjo datang bersama Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Zudan Arif Fakhrulloh untuk menyerahkan data dimaksud. Data tersebut ditujukan untuk membantu tim Inafis yang melakukan pemeriksaan forensik ketika sudah ada informasi yang ditemukan dari jasad korban.
"Karena tidak semua orang yang membeli tiket itu menggunakan e-KTP. Harusnya nama lengkap, tapi kadang-kadang ada yang hanya pakai nama panggilan, itu kadang-kadang menyulitkan," kata Tjhajo.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tjahjo mengatakan, pihaknya juga menempatkan tim Dukcapil di RS Polri yang akan turut membantu Tim Inafis dalam mengumpulkan data secara detail mengenai korban. Tim ini dipimpin langsung Zudan Arif.
"Tim kerja 24 jam penuh sampai selesai." ucap Tjahjo.
Tim DVI hingga sekarang sudah menerima 56 kantong jenazah korban pesawat Lion Air JT610 yang jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat. Dari jumlah itu, baru satu jasad yang sudah berhasil diidentifikasi, yakni Jannatun Cintya Dewi, perempuan asal Sidoarjo, Jawa Timur.
Pada kesempatan ini, Tjahjo pun menyapa keluarga korban di RS Polri. Dia menyampaikan rasa duka cita dan prihatin atas musibah jatuhnya pesawat jenis Boeing 737-300 MAX 8 itu.
"Saya ke sini hanya ingin menyampaikan duka dan turut prihatin dengan para keluarga karena apapun anak saya juga pilot Lion," kata Tjahjo di RS Polri.
Setelah menemui keluarga, Tjahjo bercerita tentang putranya, Arjuna Cakra Sandasa yang menjadi pilot. Bahkan putranya tersebut sudah empat tahun terakhir bertugas di Lion Air.
Dari durasi tersebut, Arjuna disebut sudah menerbangkan pesawat hingga rute mancanegara seperti India dan Malaysia. Hingga kini Arjuna masih bertahan di perusahaan itu.
"Masih, wong sudah cocok di sana," ujar politikus PDIP ini.
Arjuna, kata Tjahjo, juga menjadi bagian tim pilot Lion Air yang turut mengambil pesawat Boeing 737-300 MAX di Amerika Serikat dan membawanya ke Indonesia.
"Anak saya ikut tim pilot Lion Air ambil pesawat jenis yang sama dari pabrik di AS ke Indonesia," ucap dia.
(bin/osc)