Rencana DKI Revitalisasi JPO Sudirman Dinilai Tidak Efektif

CNN Indonesia
Sabtu, 03 Nov 2018 05:23 WIB
Koalisi Pejalan Kaki (KPK) menilai revitalisasi JPO di Sudirman tidak efektif meski ditambahkan fasilitas lift. Pelican crossing dipandang lebih bersahabat.
Proses revitalisasi Jembatan Penyeberangan Orang GBK di kawasan Sudirman, Thamrin, Jakarta. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Koalisi Pejalan Kaki Alfred Sitorus menilai revitalisasi jembatan penyeberangan orang (JPO) di kawasan Sudirman, Jakarta untuk memfasilitasi masyarakat penyandang difabel tidak efektif. Revitalisasi JPO Sudirman dilakukan salah satunya dengan menambahkan fasilitas lift untuk penyandang difabel.

Alfred menilai JPO tidak efektif buat penyandang difabel meski diberikan fasilitas lift. Penilaiannya berdasarkan kondisi sejumlah JPO yang juga punya fasilitas lift, namun tidak berfungsi karena tidak dirawat.

"Kita punya case yang cukup buat malu. Ketika ada JPO di Sarinah dengan 3 lift itu sudah 9 tahun usang. Di halte Tosari ICBC pun ada 2 liftnya tidak berfungsi sampai saat ini. Ada dua case yang memang sampai saat ini urusan maintenance-nya belum bisa digaransi," jelas Alfred kepada CNNIndonesia.com pada Jumat (2/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut Alfred pelican crossing lebih bersahabat bagi pejalan kaki, termasuk penyandang difabel. Dengan pelican crossing masyarakat tidak perlu menaiki tangga untuk menyeberang, sementara penyandang difabel bisa menggunakan fasilitas ramp.

"Kan, tanggal pakai ramp saja dari trotoar untuk menyeberang. Tidak perlu suruh naik-turun pakai lift," ujarnya.

Hal lain yang membuat revitalisasi JPO di kawasan Sudirman tidak efektif adalah kondisi puluhan JPO lain yang tidak layak. Hal itu, kata Alfred, berdasarkan keluhan masyarakat kepada Koalisi Pejalan Kaki.


Dia mengklaim dari aplikasi yang diluncurkan Koalisi Pejalan Kaki, terdapat sekitar 30 JPO yang dikeluhkan masyarakat. Keluhan-keluhan itu di antaranya karena tingkat kecuraman, bagian-bagian JPO yang sudah berkarat, dan fasilitas yang memang sudah tidak layak untuk diakses penyandang difabel.

Dari keluhan itu Alfred menyatakan revitalisasi JPO di kawasan Sudirman tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat. 

"Bukan masalah alternatif itu adalah fasilitas yang berkeadilan yang bisa diakses semua orang. Berikutnya kalau kita ini mau kota dicintai oleh publiknya ya infrastruktur yang sangat mahal ini dialihkan saja untuk pembangunan fasilitas publik lainnya," kata Alfred.


Rencana revitalisasi sejumlah JPO di kawasan Sudirman diungkapkan Pemprov DKI Jakarta beberapa waktu lalu. Ketiga JPO yang direvisi terletak di Bundaran Senayan, Polda Metro Jaya, dan kawasan GBK.

Revitalisasi sudah dimulai dan ditargetkan selesai 31 Desember 2018. Pemprov DKI mengeluarkan dana Rp56 miliar untuk proyek ini, diambil dari dana kompensasi pelampauan kelebihan lantai bangunan (KLB) dari PT Permadani Khatulistiwa Nusantara. (ain/wis)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER