Mengurai Keruwetan Tanah Abang Demi Mimpi Jadi SCBD

CNN Indonesia
Sabtu, 27 Okt 2018 08:16 WIB
Penataan Kawasan Tanah Abang menjadi serupa SCBD dinilai butuh waktu lebih dari lima tahun karena perlu menuntaskan banyak hal, salah satunya sosial budaya.
Suasanya Jl Jatibaru Raya, di depan Stasiun Tanah Abang, 2017. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Penataan kawasan Tanah Abang, Jakarta, menjadi serupa dengan kawasan elite seperti Sudirman Central Business District (SCBD), Jakarta, dinilai butuh waktu lebih lima tahun. Sebab, perlu banyak hal yang dibereskan untuk mengurai keruwetan, terutama faktor sosial.

Kawasan yang sering diasosiasikan sebagai pusat perekonomian Tanah Abang sendiri antara lain Pusat Grosir Metro Tanah Abang, pasar tanah Abang Blok A-G, hingga Stasiun Tanah Abang. Areanya mencakup, di antaranya, Jl. Jatibaru Raya, Jl. KH Mas Mansyur, Jl. Kebon Jati, Jl. Jembatan Tinggi.

Pantauan CNNIndonesia.com, lalu lintas di seputar kawasan Tanah Abang tampak padat di pagi hari kerja. Sepeda motor, mobil pribadi berlomba menyelinap mencari jalan menuju tempat kerja. Tak ketinggalan, bajaj dan bus kota berhenti di tepi jalan menanti penumpang tanpa peduli kemacetan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari arah berlawanan, para portir melaju di badan jalan mengangkut paket kain yang bertumpuk berbungkus karung putih dengan troli menuju pusat grosir. Alhasil, 'tabrakan' arus membuat kemacetan semakin panjang. Tak ketinggalan, mobil boks atau truk melakukan bongkar muat sambil memakan badan jalan.

Di lokasi terpisah, berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, Selasa (16/10), PKL memenuhi sekitar sepertiga trotoar atau pedestrian di dekat skybridge yang tengah dibangun yang merupakan tempat pelintasan pemakai KRL Commuter Line Stasiun Tanah Abang.

Pagar berupa seng putih tampak membatasi pedestrian dengan Jalan Jati Baru. Antara seng dengan pedagang, lalu lintas manusia terjadi dua arah secara berhimpitan. Kemacetan pun terjadi saat pejalan kaki mampir sejenak menengok barang dagangan.

Portir di Pusat Grosir Metro Tanah Abang.Portir di Pusat Grosir Metro Tanah Abang. (Adhi Wicaksono)
Sejarawan JJ Rizal mengatakan Tanah Abang, yang kini menjadi pusat grosir terbesar se-Asia Tenggara, mulanya adalah pasar kambing. Saat DKI Jakarta dipimpin oleh Gubernur Ali Sadikin (1966-1977), pasar kambing digeser ke belakang, dan bagian depannya berubah menjadi pasar tekstil.

Tanah Abang lantas menjadi pusat perekonomian yang berkembang pesat. Ada gula ada semut. Para pelaku Usaha Kecil Menengah dan Mikro ikut memenuhi kawasan ini. Tak terkecuali PKL. Banyak pula yang mendirikan hunian di sekitar kawasan ini. Masalahnya, belum semuanya tertata dengan baik.

Terobosan Terbaru

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2 3
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER