Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Joko Widodo mencurahkan perasaannya mengenai padatnya agenda yang memengaruhi pola hidupnya selama ini. Hal itu disampaikan ketika memeringati Hari
Kesehatan Nasional di Alun-Alun Gedung Pemerintah Kota Tangerang, Minggu (4/11).
Ia mencontohkan agendanya saat kunjungan kerja di Jakarta, Serang, Pandeglang, dan Tangerang kemarin. Jokowi sudah mulai sibuk menghadiri banyak agenda sejak kemarin pagi dan tiba di Tangerang sekitar pukul 22.00 WIB.
"Pagi subuh saya sudah disuruh ke pasar sini dijemput Pak Bupati, Wali Kota Tangerang karena jam 7 pagi enggak ada orang, ramainya jam 12 malam ya sudah datang pagi, subuh tadi, benar ramai sekali pasarnya," kata Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam acara itu, Jokowi bahkan langsung bertanya kepada Menteri Kesehatan Nila Moeloek pentingnya istirahat meski rajin berolahraga.
Olahraga menjadi gaya hidup Jokowi selama ini. Hal itu terlihat dalam sejumlah video blognya di akun resmi mulai dari berolahraga lari di Kebun Raya Bogor, panahan, sepeda, hingga tinju.
Pagi tadi, Jokowi juga senam sehat bersama masyarakat di alun-alun. Saar itu, ia senam mengenakan kaus dan didampingi Menteri Nila, KSP Moeldoko.
"Bu menteri, istirahat juga perlu ya? Saya yang kurang di situ, gaya hidup saya yang kurang di situ, yang ngatur enggak benar," tuturnya sambil tersenyum.
"Dipikir saya diatur sana sini Sabtu Minggu, dipikir saya mesin? Saya manusia biasa seperti bapak ibu punya rasa. Begitu ya saya jalani tanpa beban," kata mantan Wali Kota Solo ini.
Ia turut menceritakan kebiasaannya berolahraga jari atau bermain gadget. Menurutnya, hal itu dilakukan banyak orang masa kini.
Jokowi menyarankan masyarakat dapat benar-benar berolahraga dan bisa beristirahat cukup sehingga sehat terus.
Tak hanya itu, masyarakat diimbau mulai mengonsumsi makanan sehat seperti ikan dan sayur, bukan makanan cepat saji yang sudah dianggap makanan sampah di luar negeri.
Hal ini disampaikan sebab ia menemukan pengeluaran BPJS Kesehatan besar untuk penyakit kronis seperti jantung mencapai Rp9,5 triliun, kanker sekitar Rp3 triliun, ginjal Rp2,2 triliun, dan katarak Rp2,6 triliun.
"Saya rasa perlu ingatkan pada masyarakat lebih baik memiliki pola hidup sehat daripada kena penyakit baru bingung cari RS dan dokter. Kalau kita tengok saudara yang sakit baru sadar, tapi keluar RS lupa lagi," tuturnya.
(chri/ugo/ugo)