Jakarta, CNN Indonesia -- Ketua Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden dan calon wakil presiden
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Djoko Santoso menyebut ungkapan '
tampang Boyolali' yang diucapkan oleh Prabowo adalah bahasa interaktif yang sering dilontarkan kalangan wartawan.
Menurut Djoko, kata 'tampang Boyolali' yang disampaikan oleh Prabowo itu adalah ungkapan sayang yang memang sering digunakan oleh para tentara.
"Itu kan bahasa interaktif yang kadang tentara tuh dengan bahasa-bahasa
gitu tuh (tanda) sayang tuh," kata Djoko
Terkait ketepatan analogi ketimpangan ekonomi dengan 'tampang Boyolali' itu menurut Djoko hanya tergantung sudut pandang dan cara berpikir orang saja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menganggap candaan 'tampang Boyolali' yang disampaikan Prabowo memang dipolitisasi, mengingat saat ini sedang menjelang tahun politik.
"Ya tinggal orang pandang dari mana, kalau dari pergaulan ya biasa saja. Tapi kalau dipolitisir ya..ya gitulah menurut saya, ini tahun politik semua," katanya.
Soal permohonan maaf yang dituntut sebagian orang harus disampaikan Prabowo, Djoko pun menanggapinya dengan santai.
"Ya kalau (soal) maaf, ya maaf sajalah," kata dia.
Candaan 'tampang Boyolali' menjadi polemik setelah Prabowo berceloteh dalam acara peresmian kantor Badan Pemenangan Prabowo-Sandi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Selasa (30/10) lalu.
Mantan Danjen Kopassus itu melontarkan pernyataan yang mengaitkan masalah kesejahteraan warga, tarif hotel berbintang di Jakarta, dan tampang Boyolali.
"Kalian kalau masuk [hotel] mungkin kalian diusir karena tampang kalian tidak tampang orang kaya, tampang kalian, ya, tampang-tampang orang Boyolali," ujar Prabowo di hadapan tamu undangan saat itu.
(tst/dea)