Jakarta, CNN Indonesia -- Calon wakil presiden nomor urut 01
Ma'ruf Amin menegaskan bahwa ucapannya terkait 'Buta' dan 'Budek' tak bermaksud menyinggung kondisi fisik seseorang. Ma'ruf menyamakan pernyataannya dengan lagu ciptaan
Rhoma Irama berjudul
Buta-Tuli.
Pernyataan Ma'ruf itu disampaikan untuk merespons protes Forum Disabilitas Jawa Barat yang mendesak Ma'ruf meminta maaf kepada kaum disabilitas.
Ma'ruf menegaskan bahwa istilah 'buta' dan 'budek' itu digunakan untuk menyindir seseorang yang sehat badannya namun buta hatinya dalam melihat realitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu kan salah paham. Yang saya maksud buta itu bukan buta mata bukan budek telinga tapi buta hati. Matanya enggak buta jadi enggak ada hubungannya dengan fisik," kata Ma'ruf di kediamannya di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta, Selasa (13/11).
Mantan Rais Aam PBNU itu menyatakan bahwa istilah yang dikatakan soal 'buta' dan 'budek' itu sudah termaktub di dalam Alquran.
Ia lantas menyebut bagian surat Al-Baqarah ayat 18 yang menjelaskan soal
summum, bukmun, umyun. Oleh karenanya, ia meminta masyarakat tak mudah tersinggung dengan ucapannya tersebut.
"Makanya dalam Alquran ada ungkapan 'sumun bukmun umyun', lah itu emang kata quran bisu budek buta, apa mereka tersinggung dengan ungkapan Alquran? Enggak kan. Sebab yang dimaksud itu bukan fisik, tapi hatinya," kata dia.
Ma'ruf menanggapi santai jika ada pihak yang keberatan dan menuntutnya untuk minta maaf soal ucapannya tersebut.
"Saya tidak mengomong soal fisik emang saya ngomong mata dalam arti buta mata fisik, kan tidak. Jangan keliru, itu sama dengan nyanyian Rhoma Irama buta hati, budek hatinya. Tidak ada hubungannya dengan fisik, tidak ada relevansinya," kata dia.
 Rhoma Irama saat beraksi membawakan lagu dangdut di atas panggung. (CNN Indonesia/M. Andika Putra) |
Lagu berjudul
Buta Tuli diciptakan Rhoma Irama tahun 1970an. Dalam salah satu liriknya, Rhoma menuliskan, "
Tak buta dua mata, namun tiada melihat. Tiada tuli telinga, namun tiada mendengar. Yang buta, yang buta, yang buta mata hatinya Yang tuli, yang tuli, yang tuli kesombongannya."
Dalam acara peresmian posko dan deklarasi relawan yang mengatasnamakan Barisan Nusantara (Barnus) di kawasan Cempaka Putih Timur, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11), Ma'ruf menyindir pihak-pihak yang kerap mengkritik kinerja Presiden Jokowi sebagai orang-orang budek dan buta.
Komunitas disabilitas bereaksi terhadap pernyataan Ma'ruf. Juru bicara Forum Tunanetra Menggugat, Suhendar menganggap pernyataan KH Ma'ruf Amin sangat memprihatinkan.
"Ketika kita sedang berjuang melawan stigma, justru menjadi objek. Ini juga sangat ironis ketika kita berjuang melawan stigma, justru ada yang mencoba menenggelamkan kita dalam posisi negatif," kata Suhendar.
(ugo/rzr)