Said Didu Sebut Genderuwo Gentayangan di 3 Sektor Ekonomi

CNN Indonesia
Rabu, 14 Nov 2018 21:02 WIB
Said Didu menyebut istilah genderuwo cocok disematkan kepada mereka yang memainkan aturan dan mempengaruhi kekuasaan untuk kepentingan sendiri.
Mantan Staf Khusus Kementerian ESDM era Sudirman Said, Said Didu. (CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia -- Mantan Staf Khusus Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) era Sudirman Said, Said Didu menyebut saat ini ada tiga sektor utama perekonomian tempat para genderuwo ekonomi gentayangan.

Sektor-sektor itu yakni sektor anggaran, sektor sumber daya alam, dan sektor hukum atau kebijakan penegakan hukum.

"Jelas semua, ada di penganggaran, yaitu APBN, APBD itu ada di situ. Yang kedua adalah sektor minyak, migas itu ada. Yang ketiga adalah sektor penegakan hukum, mafia-mafia hukum genderuwo juga," kata Didu usai menjadi pembicara dalam diskusi Rabu Biru yang digelar oleh Kubu Prabowo-Sandi di Rumah Sriwijaya, Jakarta Selatan, Rabu (14/11).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Istilah genderuwo sendiri, kata dia, memang sangat cocok disematkan kepada mereka atau kelompok yang bertindak memainkan aturan untuk kepentingannya sendiri dan mempengaruhi kekuasaan serta mematikan orang lain.

"Nah jadi itu istilah saya untuk menyebut arti genderuwo itu. Kalau saya melakukan itu maka saya termasuk genderuwo," katanya.

Tak hanya itu, Didu juga menyebut para genderuwo ini termasuk licin, sulit ditangkap, dan sudah ada secara turun temurun di setiap pemerintahan. Bahkan saat pemerintah satu digantikan oleh pemerintahan yang lain, para genderuwo ekonomi di tiga sektor ini tetap bergentayangan.

Genderuwo yang kemudian Didu sebut dengan cukong ini bahkan mampu mengatur dan memengaruhi pemerintahan yang sedang berjalan.

"Genderuwo juga bisa berwujud cukong kekuasaan. Kekuasaan berganti tapi cukongnya tetap," kata dia.

Tak Boleh Dibasmi

Meski dianggap merugikan, menurut Didu, para genderuwo ekonomi ini tak boleh dimusnahkan. Cara terbaik adalah dengan merangkul mereka dan mengajaknya ikut serta dalam pertumbuhan ekonomi bangsa.

"Jangan, jangan dibasmi. Tapi diajak secara pelan-pelan untuk ikut serta menumbuhkan perekonomian, istilahnya diancam secara halus begitu," ujarnya.

"Beri pilihan, mau gabung bangun ekonomi atau angkat kaki dari sini," ucap dia.

Kata genderuwo awalnya dicetuskan Presiden Jokowi untuk menyebut politikus yang kerjannya hanya menakut-nakuti masyarakat saja. Jokowi menyebutkan banyak politikus yang pandai memengaruhi dan tidak menggunakan etika maupun sopan santun politik yang baik.

Itu dikatakan Jokowi dalam pidato pembagian sertifikat tanah untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, pagi tadi.

"Cara-cara seperti ini adalah cara-cara politik yang tidak beretika. Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Enggak benar kan? Itu sering saya sampaikan itu namanya 'politik genderuwo', nakut-nakuti," kata Jokowi. (tst/osc)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER