Jakarta, CNN Indonesia --
Ombudsman DKI Jakarta melakukan kunjungan ke Stasiun
Light Rail Transit (LRT) yang berada di Stasiun Boulevard Utara, kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara. Kunjungan ini dilakukan untuk memastikan kesiapan stasiun melayani konsumen saat kereta layang cepat itu beroperasi mulai 2019 mendatang.
Anggota Ombudsman DKI, Alamsyah Saragih menyebut selama kunjungan itu pihaknya memang sudah melihat beberapa proses sesuai standar. Seperti misalnya tempat konsumen mengantre, tempat penukaran tiket, toilet, dan tempat beribadah, bahkan fasilitas untuk difabel pun telah tersedia.
"Cuma tadi kami meninjau saat kereta dalam keadaan statis (diam) jadi belum terlalu terasa, makanya minggu depan akan ada peninjauan ulang saat kereta dalam posisi dinamis (berjalan)," kata Alamsyah ditemui di stasiun Boulevard Utara, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Rabu (14/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Alamsyah juga menilai jika hanya peninjauan dari segi Ombudsman saja maka pihaknya tak bisa menyimpulkan bahwa stasiun dan LRT itu sudah sesuai dengan standar konsumen. Kata dia, perlu adanya uji langsung yang dirasakan konsumen saat kereta itu telah beroperasi.
"Perlu ada kritikan, keluhan, komplain, yang disampaikan masyarakat. Agar nanti ada
feedback, bagaimana LRT ini, seperti apa, apa yang dirasakan penumpang," kata dia.
Terkait hal ini, pihaknya bersama Dinas Perhubungan DKI Jakarta pun berencana membuat sebuah aplikasi berbasis data yang bisa digunakan konsumen menyampaikan keluhan mereka.
"Rencananya akan ada integrasi dengan Ombudsman ini membuat sebuah
complain handling. Ini akan kita bicarakan lebih lanjut seperti apa dan bagaimana," kata Alamsyah.
Kemungkinan kata dia,
complain handling ini akan berbentuk aplikasi dan akan diperkenalkan paling lambat saat kereta layang cepat ini beroperasi tahun depan. Pihaknya pun akan memberi insentif atau
reward kepada 100 pelapor pertama terkait standar minimum pelayanan itu.
Hal ini dilakukan agar konsumen bisa lebih terpacu untuk menyampaikan keluhannya dan bisa langsung mendapat feedback dari pemprov untuk mendapat perbaikan.
"Nanti biar ada feedback, keluhan-keluhan bisa langsung ditangani," kata dia.
Hal sama juga diungkapkan oleh Pelaksana tugas (Plt) Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Sigit Widjatmoko, aplikasi keluhan konsumen ini pun kata dia tercetus saat Ombudsman melakukan kunjungan ke stasiun Boulevard Utara.
"Tadi tercetus bagus kalau ada semacam aplikasi untuk tampung keluhan. Makanya ini akan langsung ditindak lanjuti," kata Sigit
Aplikasi ini pun kata dia, kemungkinan bentuknya tak akan berbeda jauh dengan aplikasi
qlue yang sebelumnya pernah diterapkan di DKI Jakarta.
"Mirip
qlue, nanti konsumen bisa sampaikan keluhan. Kemudian kami langsung tindak lanjuti, untuk saat ini ya rencana itu baru untuk LRT saja ya," kata dia.
(tst/dal/dal)