Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan
Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Raja Juli Antoni mengatakan kritik dari mantan presiden ke-6 RI
Susilo Bambang Yudhoyono dan mantan presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri menjadi tamparan keras buat
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Kedua mantan presiden itu menyindir visi-misi dan program Prabowo-Sandi di Pilpres belum jelas. Antoni pun setuju dengan Megawati dan SBY. Dia menilai Prabowo sejauh ini hanya mengandalkan retorika yang menakut-takuti rakyat ketimbang adu program di Pilpres 2019.
"[Prabowo-Sandiaga] harus mengedepankan rencana kerja. Tidak hanya retorika manipulatif yang menakut-nakuti rakyat," kata Antoni dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu mengatakan selama lewat kritik itu Megawati dan SBY sejatinya tengah memberi peringatan keras terhadap Prabowo.
"Dua mantan presiden RI, Bu Mega dan Pak SBY, memberi peringatan keras, seperti tamparan kepada Prabowo. Karena Prabowo sibuk dengan retorika yang tidak ada isinya," kata dia.
Melihat hal itu, Antoni menyarankan agar Prabowo-Sandiaga dapat mendengar kritik dan masukan dari kedua mantan presiden itu agar tak melulu mengandalkan ucapan kosong.
 Raja Juli Antoni, Wakil Sekretaris Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf Amin. (CNN Indonesia/Safir Makki). |
Lebih lanjut, ia pun berharap Prabowo-Sandiaga lebih mengedepankan program dan gagasannya di sisa masa kampanye Pilpres agar lebih menarik dan mencerdaskan masyarakat.
"Bila Pak Prabowo mau mendengar kritik dua mantan presiden kita itu, maka perhelatan demokrasi kita akan menarik, di mana program dan rencana kerja didiskusikan," kata Antoni.
Sementara itu Juru Bicara TKN, Irma Suryani Chaniago menilai kinerja Prabowo-Sandiaga hanya bisa mengkritisi pemerintah tanpa menawarkan program tandingan yang lebih baik.
 Ketua Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono) |
"Ya karena memang modalnya cuma kritisi, sulit bikin program yang memang sudah baik di pemerintahan Jokowi ini," kata Irma saat dihubungi wartawan Jumat.
Politikus Nasdem itu mengakui beberapa program pemerintah memang belum paripurna seluruhnya. Akan tetapi, Irma mengatakan kendala itu pasti bisa dirampungkan jika Jokowi terpilih kembali di periode berikutnya
"Jika belum paripurna itu hanya karena keterbatasan anggaran, waktu dan faktor eksternal saja. Tambah satu periode pasti beres," kata dia.
(rzr/osc)