SUARA ARUS BAWAH

Curhat Ibu-ibu Warung dan Polemik Harga Jokowi-Sandiaga

CNN Indonesia
Selasa, 20 Nov 2018 11:06 WIB
Pedagang gado-gado dan warteg mengakui ada kenaikan harga kebutuhan pokok sejak Lebaran lalu. Namun dianggap biasa karena saat lebaran permintaan tinggi.
Wasrihah, pedagang gado-gado d kawasan Tangerang Selatan. (CNN Indonesia/Aini Putri Wulandari)
Jakarta, CNN Indonesia -- Wasrihah tengah menata sayuran rebus dan anek bumbu di warung gado-gadonya di Tangerang Selatan. Pagi itu, pembeli belum ada datang. Menurutnya, jelang siang biasanya pelanggan datang karena gado-gado bukan menu khas sarapan.

Diiringi musik dangdut yang mengalun dari radionya, perempuan 44 tahun ini bersedia dimintai pendapatnya soal harga kebutuhan pokok akhir-akhir ini. Harga kebutuhan yang diakuinya kerap jadi perbincangan pemberitaan karena jadi tarik ulur pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.

Wasrihah mengakui jika harga kebutuhan pokok memang naik. Namun baginya bukan hal luar biasa karena kenaikan terjadi sejak lebaran lalu. Hal yang jamak di mana saat hari raya semua kebutuhan pokok akan naik karena tingginya permintaan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya, sejak lebaran lalu, komoditas seperti sayur mayur memang sudah naik. Belakangan beras dan bumbu-bumbu ikut naik.

"Beras lagi naik biasanya ada yang Rp8.000 saja sudah bagus, sekarang jelek. Jadi ya minimal Rp 10.000. Sayur lagi naik sejak lebaran. Tempe dan tahu sih memang standar. Satu blok Rp6.000," kata Wasrihah kepada CNNIndonesia.com.
Curhat Ibu-ibu Warung dan Polemik Harga Jokowi - SandiFoto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi

Meski sejumlah kebutuhan naik, perempuan asal Tegal ini belum merasa untuk menaikan harga jual. Ia mengaku tak tega pada pelanggan.

Selain itu ia takut para pelanggannya bakal lari ke warung gado-gado yang lain.

"Susah, sudah standar-nya. Enggak ada yang beli nanti," katanya.

Risikonya, pendapatan hariannya turun. Agar tidak terlalu turun drastis, Wasrihah menyiasati dengan mengurangi sedikit porsi gado-gadonya. Dengan begitu, pelanggan tidak pergi.

Wasrihah tak berkecil hati. Ia percaya rezeki sudah ada yang mengatur dan tidak akan tertukar.

Senada dengan Wasrihah, Kasturoh seorang pemilik warung nasi khas tegal (warteg) di Lebak Bulus, Jakarta Selatan juga mengakui ada kenaikan harga kebutuhan pokok. Namun ia juga tak tega jika menaikan harga dagangannya.

Kasturoh juga menyebut harga naik sejak lebaran lalu. Khusus untuk beras, kenaikan terjadi memang dalam beberapa waktu terakhir.
Curhat Ibu-ibu Warung dan Polemik Harga Jokowi - SandiSandiaga di Pasar Baru Panam, Pekanbaru, Riau. (Tim Media Prabowo Subianto-Sandiaga Uno)

Hanya untuk telur yang harganya memang sangat tak stabil sejak lebaran lalu.

"Telur yang sering naik-turun. Kalau sekilo biasanya Rp22 ribu, sekarang masih murah, Beras juga Rp10 ribu terus," kata Kasturoh.

Ia juga tak tega jika harus menaikan harga menu nasi warteg yang dijualnya. Ia baru berani menaikkan harga saat lebaran. Itu pun hanya Rp1.000 per-porsinya.

"Di-mahalin enggak laku, ya bagaimana," katanya.

Baik Wasrihah maupun Kasturoh enggan menyebut dukungannya pada salah satu capres yang akan berlaga di Pilpres tahun depan. Keduanya hanya sama-sama berharap presiden selanjutnya bisa menstabilkan harga bahan pokok dan yang lebih mementingkan kebutuhan rakyat. 
 
"Harganya turun, beras tetap aman-aman saja," kata Kasturoh. 
Curhat Ibu-ibu Warung dan Polemik Harga Jokowi - SandiJokowi di Pasar Anyar, Tangerang.(CNN Indonesia/Christie Stefanie)

Harga kebutuhan barang pokok jadi komoditas politik jelang Pemilihan Presiden tahun depan. Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno menyebut harga kebutuhan pokok tinggi dan tak stabil.

Ia bahkan sempat menyebut harga sepiring nasi ayam di sebuah restoran mencapai Rp50 ribu. Harga ini lebih mahal untuk menu yang sama di Singapura dengan harga sekitar Rp35 ribu. Sandi juga sempat menyebut tempe setipis ATM dan uang Rp100 ribu hanya dapat cabai dan bawang di pasar.

Sandi turun ke pasar menemui pedagang untuk mengetahui harga kebutuhan pokok.

Sandiaga Uno juga pernah mengunjungi pasar di Jombang, Tangerang Selatan. Ia  berkomentar warga merasa kesulitan akibat harga bahan pokok yang selalu naik. Hal ini juga didapatinya dari kunjungannya ke Parung Panjang, Kabupaten Bogor.

Sementara Calon Presiden nomor urut 01 Joko Widodo berujar sebaliknya. Ia menyebut harga kebutuhan di pasar normal dan stabil. Jokowi bahkan mengecek langsung harga kebutuhan pokok di pasar-pasar tradisional.

Jokowi mengaku telah mengunjungi sebuah pasar di Semarang, Jawa Tengah. Setelah itu, pada 30 Oktober lalu Jokowi mengunjungi pasar di Bogor, Jawa Barat untuk memeriksa harga bahan pokok terutama tempe yang menjadi konsumsi sebagian besar masyarakat Indonesia.

(ani/sur)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER