DPR Minta Tangguhkan Tudingan Terkait Cuitan Dubes Arab Saudi

CNN Indonesia
Rabu, 05 Des 2018 04:51 WIB
Menurut Anggota DPR RI Komisi I, Asril Tanjung, tindakan gegabah tanpa adanya kajian harus dihindari guna menjaga hubungan baik Indonesia-Saudi.
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi. (Foto: CNN Indonesia/Safir Makki)
Jakarta, CNN Indonesia -- Anggota DPR RI Komisi I, Asril Tanjung, meminta penangguhan berbagai bentuk tuduhan terkait kicauan Duta Besar Arab Saudi di Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah al-Shuaibi, sebelum ada penjelasan resmi dari pihak Dubes Saudi.

"Jangan belum-belum kita sudah nuduh melanggar. Ya harus ditanya dulu. Kita kan belum tau, harus dikaji secara mendalam," ujar Asril kala ditemui di kompleks parlemen, Selasa (4/12).

Menurutnya, tindakan gegabah tanpa adanya kajian harus dihindari guna menjaga hubungan baik Indonesia-Saudi. Ia mengingatkan bahwa Saudi merupakan negara besar dan memiliki banyak kepentingan kerja sama dengan Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



"Nanti kita marah-marah sama Saudi, dipersusah haji, dipersulit umroh, bagaimana coba?" ujarnya lagi.

Terkait desakan NU untuk memulangkan Dubes Saudi dari Indonesia, Asril mengaku hal ini belum dibicarakan karena belum adanya pernyataan resmi dari Dubes Saudi. Namun jika kicauan ini terbukti melanggar, ia meyakini cara diplomatis akan menjadi pilihan utama pemerintah Indonesia-Saudi menyelesaikan permasalahan ini.

"Boro-boro suruh pulang. Kalau kita disuruh pulang juga di sana bagaimana? Ya itu memang harus (diplomatis), harus jelas apakah betul. Tau-tau dia bilang 'maksud saya tidak begitu', lah kacau lagi jadinya," ucap Asril.

Sebelumnya pada Minggu (2/12), Dubes Saudi mengunggah sebuah kicauan yang berujung protes keras dari PBNU dan ormas GP Ansor. Dalam cuitannya berbahasa Arab, Osamah melalui akunnya @Os_alshuibi menulis imbauan kepada warga negaranya untuk tidak mendekati lokasi Reuni Aksi 212 di Monas. Dia menyebut acara tersebut sebagai reaksi atas pembakaran bendera tauhid.

Cuitan ini yang dipermasalahkan PBNU, sebab dalam tangkapan layar atau capture yang dilampirkan dalam keterangan pers Gerakan Pemuda Ansor, Osamah menulis 'pembakaran bendera tauhid oleh kelompok sesat.'


Namun cuitan yang disalin GP Ansor itu memiliki perbedaan dengan cuitan Osamah saat ditelusuri pada akunnya @Os_alshuibi. Perbedaan itu terdapat pada sisi kalimat yang dipersoalkan GP Ansor. Dalam cuitannya, Osamah tidak menulis 'sebagai reaksi atas pembakaran bendera tauhid'.

Sehubungan dengan perbedaan tafsir ini, Asril turut meminta pihak Dubes Saudi memberikan klarifikasi secepatnya. Hal ini dimaksudkan untuk tidak memberikan ruang lebih besar untuk spekulasi pribadi menempel kicauan ini.

"Mungkin saja maksudnya tidak sama dengan yang disampaikan Said Aqil, mereka (Dubes Saudi) harus berikan penjelasan," ujarnya.

(dna/agr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER