Jakarta, CNN Indonesia -- Pemprov
DKI Jakarta berencana mulai melakukan pembangunan fasilitas pengelolaan
sampah atau
intermediate treatment facility (ITF) di kawasan Sunter, Jakarta Utara bulan ini.
Proyek pembangunan ITF itu akan dimulai lewat peletakan batu pertama alias
groundbreaking yang bakal dilaksanakan pada 20 Desember mendatang.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Isnawa Adji mengatakan pihaknya telah melakukan rapat koordinasi terkait rencana pelaksanaan
groundbreaking tersebut.
"Tadi ada rapat teknis amdal membahas tentang RKL/RPL-nya ITF Sunter buat rencana
groundbreaking di tanggal 20 Desember," kata Isnawa saat dihubungi wartawan, Selasa (11/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
RKL adalah Rencana Pengelolaan Lingkungan, sementara RPL kepanjangan dari Rencana Pemantauan Lingkungan. PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang akan melaksanakan proyek tersebut, kata Isnawa, juga tengah mematangkan rencana dimulainya pembangunan.
Sebelum
groundbreaking, sambung Isnawa, pada 13 Desember mendatang lebih dulu akan dilakukan diskusi publik yang melibatkan masyarakat dan pihak terkait lainnya tentang rencana pembangunan ITF Sunter.
Isnawa mengungkapkan sebelum proses
groundbreaking dilakukan, sebenarnya kajian analisis dampak lingkungan (amdal) mesti diselesaikan lebih dulu. Sampai saat ini, diketahui kajian amdal masih dalam proses.
Meski begitu, Isnawa meyakini kajian amdal yang dibuat Jakpro bersama perusahaan asal Finlandia, Fortum bisa segera selesai.
"Sebetulnya juga
groundbreaking tidak harus menunggu Amdal, ini simultan, tapi kami antisipasi juga, NGO (LSM) soalnya pasti bertanya soal amdal," tutur Isnawa.
Dihubungi terpisah, Corporate Secretary PT Jakpro Hani Sumarno membenarkan soal rencana
groundbreaking pada 20 Desember. Namun, kata Hani, pihaknya masih menunggu kepastian jadwal Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Belum dapat jadwal pastinya dari pak gubernur, jadi kami juga lagi nunggu jadwal pastinya," ujar Hani.
Terkait belum selesainya kajian amdal, Hani menyebut tak menjadi persoalan. Pasalnya, menurut Hani, proses
groundbreaking tak terkait dengan kajian amdal.
"Ya kan peletakan batu pertama artinya itu masih sangat banyak hal yang harus dikerjakan terkait dengan area, gitu kan, dengan lahan, banyak hal lah, juga sosialisasi kesiapan semua pihak," tutur Hani.
Lebih dari itu, Hani memastikan pelaksanaan
groundbreaking tidak akan molor dari target yang telah ditetapkan sebelumnya.
"Kalau
groundbreaking itu sudah diagendakan jauh-jauh hari, memang paling enggak ya targetnya ya 2018," katanya.
ITF Sunter merupakan situs pengolahan sampah dalam kota yang ditargetkan mengurangi beban kerja Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang. Tempat itu diperkirakan dapat mengolah sampah hingga 2.200 ton, dari total 7.500 ton sampah yang dihasilkan penduduk DKI Jakarta setiap hari.
Tak hanya itu sampah yang diolah di ITF Sunter bakal diubah menjadi daya listrik sebesar 35 Megawatt. ITF Sunter adalah satu dari empat proyek pengolahan sampah modern yang direncanakan berdiri di Jakarta.
(dis/kid)