
Jokowi: Ada Yang Mencaci, Mencela, Jadi Gubernur Juga
CNN Indonesia | Kamis, 13/12/2018 23:57 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Joko Widodo mengaku pernah sedih karena selalu dicaci-maki setiap tahun politik. Hal itu selalu ia rasakan sejak menjabat Wali Kota Solo, Gubernur DKI Jakarta, dan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014.
"Ada yang mencela dan mencaci, jadi gubernur juga, meskipun sedih caci maki, dicela, dihujat," kata Jokowi, ketika menghadiri peluncuran buku 'Jokowi Menuju Cahaya', di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (13/12).
Ia menyatakan kerap mendapati cacian-cacian masyarakat kepadanya berupa ucapan kasar di media sosial. Jokowi merasa sedih karena perilaku seperti itu tidak mencerminkan budaya Indonesia.
"Apakah ini tata krama Indonesia? Ini harus diluruskan. Apalagi begitu banyak kata-kata [kasar] itu bukan tata krama Indonesia," ujar mantan Wali Kota Solo ini.
Oleh sebab itu, ia belakangan ini semakin giat mengajak masyarakat mengubah pola pikir dan hijrah menjadi lebih baik. Perbedaan pilihan politik menurutnya hal biasa dan tak harus mengorbankan persatuan yang selama ini terbentuk.
"Yang negatif ke pemikiran positif. Membangun sumber daya manusia yang berpikiran ke depan. Karena negara ini adalah negara besar," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Dalam beragam kesempatan sebelumnya, Jokowi juga menyatakan selama empat tahun ini banyak diam dan bekerja tanpa memedulikan cacian bahkan fitnah kepadanya.
Namun, kali ini dirinya mengambil tindakan dengan mengklarifikasi langsung kepada masyarakat. Menurutnya, hal itu diperlukan sebab isu-isu itu tidak berhenti meski dirinya tak menanggapi.
Klarifikasi turut diberikan guna mengajak masyarakat berpolitik dengan etika serta mengkritik berdasarkan fakta dan data.
(chri/arh)
"Ada yang mencela dan mencaci, jadi gubernur juga, meskipun sedih caci maki, dicela, dihujat," kata Jokowi, ketika menghadiri peluncuran buku 'Jokowi Menuju Cahaya', di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis (13/12).
Ia menyatakan kerap mendapati cacian-cacian masyarakat kepadanya berupa ucapan kasar di media sosial. Jokowi merasa sedih karena perilaku seperti itu tidak mencerminkan budaya Indonesia.
Lihat juga:Jokowi soal Fitnah dan Hoaks: Sudah Biasa |
Oleh sebab itu, ia belakangan ini semakin giat mengajak masyarakat mengubah pola pikir dan hijrah menjadi lebih baik. Perbedaan pilihan politik menurutnya hal biasa dan tak harus mengorbankan persatuan yang selama ini terbentuk.
"Yang negatif ke pemikiran positif. Membangun sumber daya manusia yang berpikiran ke depan. Karena negara ini adalah negara besar," tutur mantan Gubernur DKI Jakarta ini.
Namun, kali ini dirinya mengambil tindakan dengan mengklarifikasi langsung kepada masyarakat. Menurutnya, hal itu diperlukan sebab isu-isu itu tidak berhenti meski dirinya tak menanggapi.
Klarifikasi turut diberikan guna mengajak masyarakat berpolitik dengan etika serta mengkritik berdasarkan fakta dan data.
ARTIKEL TERKAIT

Akibat Deklarasi Jokowi, Kepercayaan Pada PAN Berkurang
Nasional 11 bulan yang lalu
Enggan Utamakan Subsidi, Jokowi Pilih Proses Pahit
Nasional 11 bulan yang lalu
OSO Diminta Legawa Agar KPU Fokus pada Tahapan Pemilu
Nasional 11 bulan yang lalu
Tim Jokowi Terbuka Jika Ada Pihak yang Mau Laporkan La Nyalla
Nasional 11 bulan yang lalu
Prabowo Buka Posko di Solo, Politik Identitas Rentan Terjadi
Nasional 11 bulan yang lalu
Fahri Hamzah Bandingkan Nasib La Nyalla dan Ratna Sarumpaet
Nasional 11 bulan yang lalu
BACA JUGA

Jokowi Mulai 'Gaji Pengangguran' April 2020
Ekonomi • 10 December 2019 19:42
Jokowi Ingin Program 'Gaji Pengangguran' Segera Cair
Ekonomi • 10 December 2019 15:40
Jokowi Tebar 15 Juta Kartu Sembako Murah Tahun Depan
Ekonomi • 10 December 2019 14:44
Jokowi Sebut UMKM RI Kalah dengan Singapura dan Malaysia
Ekonomi • 10 December 2019 15:16
TERPOPULER

Rizieq Shihab Bahas Gus Muwafiq dan Potensi Pemurtadan Massal
Nasional • 1 jam yang lalu
Tolak DWP, Gerakan Pemuda Islam Bakal Demo Balai Kota
Nasional 1 jam yang lalu
Airlangga Tunjuk Bamsoet Jadi Wakil Ketua Umum Golkar
Nasional 2 jam yang lalu