Cerita Prabowo Ungkit Kekalahan Pilpres 2014

CNN Indonesia
Selasa, 18 Des 2018 07:18 WIB
Prabowo Subianto mengaku berlapang dada menerima kekalahan di Pilpres 2014, meski dugaan kecurangan yang dia ungkap tak diproses secara adil.
Prabowo Subianto mengaku berlapang dada menerima kekalahan di Pilpres 2014, meski dugaan kecurangan yang dia ungkap tak diproses secara adil. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto mengungkit soal kekalahannya pada Pilpres 2014 lalu saat melawan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Prabowo mengatakan saat itu ada kecurangan-kecurangan yang dia ungkap, namun tak didengar.

Prabowo mengatakan tak ada satu pun pihak yang mau mendengarkan alasan dia tak terima dengan kekalahan di Pilpres 2014. Bahkan kata dia Mahkamah Konstitusi (MK) saat itu seolah tak ingin membuka bukti kecurangan yang disodorkan pihaknya kepada lembaga tersebut.

"Saya sudah buktikan, tahun 2014 sebetulnya pihak kami merasa diperlakukan dengan tidak benar. Hakim-hakim MK tidak mau buka bukti-bukti yang kami bawa," kata Prabowo saat menyampaikan pidato di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor, Jawa Barat, Senin (17/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Meski begitu, Prabowo mengaku tetap bersikap lapang dada dan mengakui kemenangan Joko Widodo sebagai Presiden periode 2014-2019. Bahkan kata dia, dirinya pun tetap hadir dalam pelantikan Jokowi kala itu.

"Saya tidak apa-apa. Terima saja, saya bahkan datang ke pelantikan," kata dia.
Cerita Prabowo Ungkit Kekalahan Pilpres 2014Prabowo dan Jokowi kembali bertarung di Pilpres 2019. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)


Prabowo lantas menyindir ada pemimpin lain yang justru enggan datang pada pelantikan lawannya saat kalah Pilpres. Meski tak menyebut nama atau kapan hal itu terjadi, tetapi menurut Prabowo hal itu bukan contoh berdemokrasi yang baik.

"Ada yang tidak pernah datang kalau lawannya dilantik. Kasih tangan aja nggak mau," kata dia.

Prabowo dalam kesempatan itu bahkan bercerita soal gaya demokrasi para pemimpin terdahulu, yakni Soekarno dan Soeharto.

Sejak dulu, kata dia, masyarakat memiliki hak untuk mengganti presiden di negara demokrasi. Bahkan Soekarno dan Soeharto pun memutuskan mundur saat masyarakat berkehendak terjadinya pergantian pemimpin negara.

"Demokrasi berarti rakyat berhak mengganti pemimpinnya kalau rakyat menghendaki. Kenapa harus ribut ganti pemimpin. Kalau pengemudi taksi kelihatannya salah jalan, apa nggak lebih baik diganti?" kata Prabowo.
Cerita Prabowo Ungkit Kekalahan Pilpres 2014Prabowo menyalami Jokowi yang telah terpilih sebagai presiden pada 2014. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)


Dia pun kemudian menyoroti pemerintahan saat ini yang dia anggap malah melakukan intimidasi terhadap beberapa pihak, salah satunya intimidasi terhadap para ulama. Untuk itulah kata Prabowo, sudah saatnya hak demokrasi warga digunakan para kadernya untuk menentukan pemimpin selanjutnya.

"Kenapa harus diam diintimidasi, kenapa pemimpin kita maunya ditakut-takuti. Habib Rizieq difitnah, negara macam apa, apa negara ini yang kita inginkan. Saudara-saudara sekalian, sebagai jalan terbaik demokrasi, artinya rakyat yang berkuasa, demokrasi artinya rakyat tentukan pemimpin-pemimpinnya," kata Prabowo. (tst/ain)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER