Pandeglang, CNN Indonesia -- Kerisauan atas potensi
tsunami susulan dialami oleh ambulans yang hendak mengevakuasi korban tsunami Selat Sunda di Pandeglang, Banten, serta nelayan di Lampung.
Berdasarkan pantauan
CNNIndonesia.com yang ikut dalam ambulans dari RSUD dr Dradjat Prawiranegara menyebut, rombongan yang terdiri dari 11 mobil bersirine itu mulanya berangkat dari Serang, menuju kampung Sumur, Pandeglang, Banten, Senin (24/12).
Alih-alih melalui jalur pesisir, rombongan melalui jalan perbukitan yang lebih jauh dan kondisi lebih buruk, yakni dari Serang, hingga memasuki kawasan Ujung Kulon melalui Jl. Sumur-Cibaliung, menuju ke Jl. Taman Nasional Ujung Kulon, untuk kemudian memasuki kawasan Sumur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengemudi ambulans RSUD dr Dradjat Prawiranegara, Azis, menyebut bahwa perjalanan lewat perbukitan memakan waktu dua kali dari perjalanan lewat pesisir.
"Pokoknya keselamatan nomor sati ya. Masa bawa korban lewat pesisir juga.
Entar kalau ada susulan air laut naik lagi gimana, Mbak?" tutur Azis, kepada CNNIndonesia.com, Senin (24/12).
Menurutnya, hal itu merujuk dari pengalaman perjalanan ambulans sebelumnya yang sempat melihat air pasang saat melakukan evakuasi, Minggu (23/12).
 Petugas membersihkan puing-puing sisa tsunami di Pandeglang. ( ANTARA FOTO/Ardiansyah) |
"Kemarin saya evakuasi lewat Tanjung Lesung situ, Mbak, terus air laut naik lagi. Panik semua pada lari ke bukit. Udah lah, paling
mendingan jauh
dikit enggak apa-apa lewat Ujung Kulon walaupun jalannya jelek yang penting aman," urainya.
Meski begitu, rombongan ambulans ini sempat sesaat melalui Pantai Panimbangan, Pandeglang. Dari pantauan, tampak sekitar 10 bagan apung untuk menangkap ikan di tengah laut terdampar tak beraturan di tepi pantai. Namun, tak ada perahu yang tampak.
Kampung Sumur sendiri menjadi salah satu lokasi yang terdampak gelombang tsunami yang cukup parah. TNI dan alat berat disebut sudah tiba lebih dulu di lokasi.
Berdasarkan data BNPB, korban tsunami Selat Sunda mencapai 281 orang meninggal dunia, 1.016 orang luka-luka, 57 orang hilang dan 11.687 orang mengungsi. Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 unit hotel-vila rusak, 60 warung-toko rusak, dan 420 perahu-kapal rusak.
Pandeglang menjadi wilayah yang terparah terkena dampak tsunami. Rinciannya, sebanyak 207 orang meninggal dunia, 755 orang luka-luka, 7 orang hilang, dan 11.453 orang mengungsi. Kerusakan fisik meliputi 611 unit rumah rusak, 69 hotel dan vila rusak, 60 warung makan dan toko rusak, 350 perahu/kapal rusak, dan 71 unit kendaraan rusak.
Sebelumnya, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Rahmat Triyono mengatakan tidak ada potensi tsunami susulan di sekitar perairan Banten.
(hst/arh)