Jakarta, CNN Indonesia -- Hujan debu yang berasal dari abu vulkanik semakin tebal di sekitar
Banten. Sejumlah warga yang tinggal di Cilegon turut merasakan debu atau abu yang berasal dari erupsi
Gunung Anak Krakatau itu.
Seorang warga Cilegon, Nasrul Ulum menjelaskan hujan debu sebetulnya sudah terjadi sejak dua hari belakangan.
"Tapi hari ini abu semakin tebal. Sampai Cilegon dan Bojonegara," katanya kepada
CNNIndonesia.com, Rabu (26/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nasrul, yang merupakan Anggota DPRD Kabupten Serang itu menambahkan abu yang bertebaran ada yang berwarna hitam, cokelat dan putih. Tak hanya itu, Nasrul juga mengatakan sejak kemarin, hujan tak kunjung henti di wilayah Cilegon hingga Serang.
"Selain hujan, petir juga terus muncul. Petir terlihat dari Cilegon sampai Serang," ungkap Nasrul.
Kendati demikian, Nasrul memastikan hujan debu belum membuat pandangan pengemudi kendaraan di wilayah Cilegon sulit. Hujan abu vulkanik itu, kata dia, terlihat menempel di beberapa kaca mobil dan halaman-halaman rumah.
Imbauan untuk menggunakan masker bagi warga setempat juga belum disampaikan oleh pemerintah setempat. Menurut Nasrul, berdasarkan informasi yang ia peroleh dari kerabat, hujan debu vulkanik juga dirasakan hingga Pandeglang dan Serang.
Tsunami di Selat Sunda diyakini dipicu oleh longsor oleh bawah laut akibat erupsi Gunung Anak Krakatau yang ada di tengah laut.
Tsunami datang tanpa peringatan dini dan tanda-tanda alam seperti surutnya air laut di pantai.
Sampai saat ini Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika masih mengimbau warga untuk tidak beraktivitas di kawasan pesisir terutama di Selat Sunda.
(dal/dal)