Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, Keamanan
Wiranto menargetkan Jawa Timur sebagai wilayah program penanggulangan
terorisme pada 2019. Ia menyebut pemilihan Jatim sebagai target wilayah ini merupakan hasil pemantauan dari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).
"Jatim dulu karena kami akan coba cari daerah-daerah yang kami lihat ada indikasi masalah terpapar oleh aksi dan terorisme. Tentu ini hasil pemantauan BNPT," ujar Wiranto usai memberikan sambutan dalam acara penyampaian laporan penanggulangan terorisme BNPT di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (27/12).
Pada tahun ini, Sulteng dan NTB menjadi dua provinsi yang terpilih untuk program penanggulangan karena dianggap sebagai wilayah yang terpapar radikalisme dan terorisme.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Wiranto, program penanggulangan ini merupakan hasil sinergitas antara BNPT dengan seluruh Kementerian/Lembaga untuk melakukan upaya deradikalisasi di wilayah-wilayah yang telah menjadi sasaran.
"Sinergi ini ternyata menghasilkan sesuatu yang luar biasa karena semua K/L terlibat langsung membina masyarakat yang termarjinalkan, membina eks napi teroris, dan membina orang-orang yang sudah terpapar radikalisme," paparnya.
Ia menyebut, salah satu upaya yang berhasil dilakukan adalah pengibaran bendera merah putih di sebuah pondok pesantren di NTB. Mantan Panglima TNI ini mengatakan para santri di ponpes itu saat ini rutin menggelar upacara bendera setiap Senin.
"Yang tadinya mereka enggak mengibarkan bendera merah putih, enggak baca Pancasila, sekarang tiap Senin mereka justru pelopor upacara bendera dan bisa sosialisasi dengan masyarakat," ucap Wiranto.
Sementara itu Kepala BNPT Suhardi Alius menambahkan, program sinergitas penanggulangan terorisme di Sulteng dan NTB ini juga terbantu karena peran pemerintah daerah.
Di Sulteng sendiri ada lima wilayah yang menjadi target utama program penanggulangan terorisme di antaranya kota Palu, kabupaten Poso, dan Morowali. Sementara di NTB ada empat wilayah, salah satunya termasuk kota Bima.
Suhardi mengatakan, pemilihan lokasi ini telah mendasarkan pertimbangan Wiranto dan tim dari BNPT sendiri.
"Selama sembilan bulan sejak April 2018 program sinergitas telah melakukan banyak hal dengan melakukan program kontraradikalisasi, deradikalsiasi, dan pemenuhan sarana bagi mereka," jelasnya.
(pris/agi)