Jakarta, CNN Indonesia -- Hiburan musik tradisional angklung menjadi sarana penghibur ribuan pengungsi korban
tsunami Selat Sunda di Lampung Selatan, Jumat (28/12). Bagian dari program
trauma healing ini terpusat di Tenis Indoor Kalianda, Lampung Selatan.
Lokasi pengungsian dihuni ribuan warga ribuan pengungsi yang berasal dari Desa Tejang, Pulau Sebesi dan Sebuku, Kecamatan Rajabasa yang lokasinya berada tidak jauh dari kawasan Gunung Anak Krakatau (GAK). Mereka dievakuasi oleh tim SAR gabungan menyusul aktivitas GAK yang masih mematik kekahawatiran warga yang tinggal di kedua pulau tersebut.
"Semoga para pengungsi merasa terhibur dan tidak sedih lagi dengan kejadian yang sedang dialaminya saat ini," ujar Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Pol Sulistyaningsih, Jumat (28/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain musik angklung, hiburan yang digagas Direktorat Binmas Polda Lampung ini juga menghibur anak-anak dengan badut atraksi.
Pantauan
CNNIndonesia.com, tampak ribuan pengungsi melempar senyum dan tawa atas hiburan yang disajikan. Baik para orang tua dan anak-anak merasa terhibur adanya suguhan musik tradisional angklung dan badut yang dimainkan personel polisi.
Tidak hanya itu, para anggota polisi wanita (polwan) juga menghibur anak-anak dengan mengajak bermain mulai dari menulis, menggambar dan bernyanyi di tenda pengungsian.
Iwan, salah seorang warga Pulau Sebesi mengatakan, adanya hiburan yang diberikan paling tidak sedikit membantu menghibur warga dan mengurangi beban penderitaan yang sedang dialami saat ini pasca terjadinya gelombang tsunami.
"Terima kasih sudah membantu dan peduli terhadap kami warga Pulau Sebesi," ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan pemerintah bakal menggandeng negara lain untuk mengetahui penyebab tsunami Selat Sunda yang menghantam Banten dan Lampung, Sabtu (22/12).
Ia menyampaikan hingga kini para peneliti dari berbagai lembaga belum bisa memastikan penyebab pasti tsunami. Jonan mengira karena ini adalah kali pertama di Indonesia, tsunami tanpa didahului gempa.
"Ya pasti, kami biasanya kerja samanya menerus. Karena ini kegeologian, sifatnya global. Biasanya
sharing data dengan Australia, Perancis, Amerika, dan Jepang," kata Jonan saat ditemui di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau, Pasauran, Kabupaten Serang pada Jumat (28/12).
Jonan berharap kajian dari peneliti negara lain bisa menambah akurasi analisis sehingga bisa digunakan Indonesia untuk modal mitigasi bencana selanjutnya.
(zas/ain)