BNPB Ungkap Tiga Bencana Indonesia Sebagai Fenomena Langka

CNN Indonesia
Senin, 31 Des 2018 17:05 WIB
Sutopo juga menyinggung ketiadaan teknologi yang mampu mengantisipasi potensi tsunami karena aktivitas erupsi.
Kapusdatin BNPB, Sutopo Purwo Nugroho menyebut tiga bencana yang menghampiri Indonesia pada 2018, masuk fenomena alam yang langka. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat sepanjang 2018 ada tiga fenomena alam yang tergolong langka. Kepala Pusat Data Informasi (Kapusdatin) BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengakui fenomena ini belum pernah terjadi sebelumnya.

"Salah satunya adalah gempa di Lombok dan Sumbawa," kata Sutopo dalam konferensi pers di Gedung Graha BNPB, Senin (31/12)

Gempa yang terjadi pada pertengahan tahun 2018 itu diketahui menelan korban jiwa sebanyak 564 orang, 1.600 lainnya luka-luka, dan lebih dari 400 ribu orang mengungsi akibat gempa ini. Sutopo menyebut, gempa ini terjadi di beberapa wilayah di NTB secara beruntun. Hal ini menurut dia tidak wajar dan aneh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


"Gempa ini terjadi beruntun di beberapa wilayah," kata Sutopo.

Tidak lama berselang setelah bencana itu, Sutopo juga merekam catatan tentang gempa magnitudo 7,4 yang mengguncang Donggala dan Palu. Gempa berkekuatan besar tersebut di susul tsunami dan menerjang sebagian daerah Palu. Tercatat 2.100 orang meninggal dengan kerugian ekonomi hingga mencapai 18 triliun.

Pascagempa dan tsunami, kata Sutopo, muncul likuefaksi di beberapa daerah di Kawasan Sigi, Jalan Dewi Sartika Palu Selatan, Petobo, Biromaru hingga Didera. Menurut Sutopo, ini merupakan fenomena alam yang turut dalam kategori langka, karena biasanya likefaksi terjadi pada pola tanah yang bersifat rekat.

"Ini adalah fenomena alam likuefaksi terbesar di dunia," kata Sutopo.

Dan terakhir, kata Sutopo, adalah tsunami Selat Sunda yang dipicu oleh erupsi Gunung Anak Krakatau. Akibat bencana ini, hingga tanggal (31/12) tercatat korban tewas mencapai 437 orang. Sutopo mengatakan bencana ini sulit diprediksi karena penyebab tsunami tersebut merupakan erupsi.

"Dan Indonesia belum memiliki sistem peringatan dini yang disebabkan erupsi," ujar Sutopo.

Sebelumnya, Sutopo juga merinci update korban dalam bencana tsunami Selat Sunda. Sutopo mencatat korban tewas tercatat mencapai 437 orang dan 1.459 orang luka. (fir/ain)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER