Jakarta, CNN Indonesia --
Komisi Pemilihan Umum (KPU) mengatakan penyerahan soal materi debat kandidat
capres-cawapres sebelum penyelenggaraan untuk menjaga diskusi dalam koridor substansial.
Komisioner KPU Pramono Ubaid Tanthowi menyebut format debat baru ini memberi jalan agar perdebatan politik ke arah lebih baik.
"Kita ingin mengarahkan diskusi publik kita itu lebih mengarah ke diskusi soal substansi program atau isi. Jadi bukan lagi soal sontoloyo, genderuwo, wajah Boyolali, itu tidak penting dan sangat artifisial," kata Pramono saat ditemui di Kantor KPU, Jakarta, Senin (7/1).
Pramono menjelaskan format debat selama ini yang cenderung spontan, membuat pasangan kandidat tidak sempurna menyampaikan gagasannya.
Jawaban-jawaban pasangan kandidat, ucapnya, jadi minim data dan fakta. Sehingga publik tidak bida secara jernih menilai kapabilitas kandidat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, format ini disebut Pramono sudah disepakati oleh kedua tim pasangan calon. Pramono malah balik bertanya kepada pihak yang masih protes.
"Seharusnya wakil-wakil tim kampanye yang hadir di dalam rapat, yang ikut menyepakati hasil rapat itu, punya tanggung jawab menjelaskan ke koalisinya, kepada sesama jubir tim koalisi masing-masing, juga pada konstituennya," ucap dia.
Meski begitu, KPU terbuka akan kritik dan saran mengenai format baru ini. Pramono berujar KPU akan mengevaluasi hasil debat pertama yang digelar 17 Januari mendatang.
"Jika ada tim kampanye dan paslon yang keberatan atau dirugikan atau merasa susah menggunakan metode pertama, kita terbuka untuk diskusi kembali untuk duduk bersama," katanya.
Sebelumnya, pihak Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi mempermasalahkan penyerahan soal materi debat kandidat capres-cawapres sebelum penyelenggaraan.
Anggota BPN Prabowo-Sandi, Ferdinand Hutahean, menganggap KPU menciderai semangat debat. Ia berpendapat debat nanti hanya akan menjadi ajang pura-pura debat lantaran paslon sudah mengetahui yang akan ditanyakan moderator.
"Memberikan daftar pertanyaan seminggu sebelum debat sama saja menjadikan debat ini sebagai ajang lomba menghafal," tutur Ferdinand saat dihubungi
CNNIndonesia.com, Sabtu (5/1).
(dhf/dea)