Jurkam Jokowi: Pidato Retorik Prabowo Tak Jabarkan Solusi

CNN Indonesia
Selasa, 15 Jan 2019 06:44 WIB
Pidato Prabowo dinilai menawarkan retorika utopian dreams, minim solusi, tanpa langkah konkret menuju pembangunan yang menurutnya lebih baik.
Pidato Prabowo dinilai menawarkan retorika utopian dreams, minim solusi, tanpa langkah konkret menuju pembangunan yang menurutnya lebih baik. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Jakarta, CNN Indonesia -- Juru Kampanye Nasional TKN Jokowi-Ma'ruf Amin, Dedek Prayudi menilai pidato kebangsaan 'Indonesia Menang' Calon presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto, Senin (14/1) malam hanya bertujuan untuk mengkritik pemerintahan Joko Widodo tanpa memiliki dasar yang kuat.

Ia lantas menyindir bahwa pidato Prabowo itu hanya terkesan sebagai retorika untuk menghibur para pendukungnya ketimbang memberikan solusi konkret bagi bangsa Indonesia.

"Pidato beliau retoris, jadi beliau hanya terkesan ingin meng-"entertain" pendukungnya, tapi minim solusi," kata Dedek saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (15/1).

Politikus partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu menilai berbagai ucapan Prabowo soal isu kemiskinan, kelaparan dan ketimpangan yang terjadi di Indonesia saat ini masih belum menyentuh pangkal persoalan. Ia mengatakan berbagai ucapan itu tak ubahnya sebuah retorika normatif yang tidak menyentuh tantangan pembangunan Indonesia sesungguhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Janji meningkatkan gaji, janji menurunkan ketimpangan, kemiskinan, dan lain-lain sangat retoris. Beliau tidak secara gamblang menawarkan solusinya apa? kecuali mengambang tanpa langkah kongkret," kata dia.

Lebih lanjut, Dedek turut menyinggung cara Prabowo dalam melihat kondisi utang Indonesia saat ini. Di acara tersebut, Prabowo menyinggung bahwa Indonesia tak boleh menjadi bangsa yang kalah dengan meminta-minta dan terus menumpuk utang.

Kawasan kumuh ibu kota Jakarta. Ilustrasi kemiskinan. (ANTARA FOTO/Reno Esnir)

Menurutnya, utang di Indonesia memang meningkat signifikan apabila bicara nominalnya. Akab tetapi, utang Indonesia tidak meningkat signifikan secara rasio dibanding Product Domestic Bruto (PDB).

"Artinya, cara beliau melihat utang ini sangat bias, seperti tidak paham bagaimana cara membaca utang. Apalagi, sebagian besar rasio utang kita sudah diwarisi oleh pemerintah SBY, mentor pak Prabowo," kata dia.

Melihat hal itu, Dedek menilai Prabowo hanya memberikan kesan kepada pendukungnya bahwa suaranya lebih lantang dari pemahamannya terhadap isu-isu pembangunan. Ia menyatakan pidato tersebut sekadar retorika khayalan (utopis) tanpa mampu menghadirkan solusi terbaik bagi persoalan bangsa Indonesia.

"Beliau menawarkan retorika utopian dreams, minim solusi, tidak menjabarkan bagaimana caranya, apa efek sampingnya, bagaimana cara menangani efek sampingnya bagi negara," kata dia.


Diketahui, Prabowo Subianto menyampaikan Pidato Kebangsaan di Jakarta Convention Center, Senin (14/1) malam. Mantan danjen kopassus itu mengkritik sejumlah masalah seperti kemiskinan dan kinerja aparat penegak hukum, dan aparat keamanan.

Prabowo juga menyelipkan visi misi yang dia kemas dalam lima fokus nasional.

Fokus pertama adalah mewujudkan ekonomi yang mengutamakan rakyat, ekonomi yang adil, ekonomi yang memakmurkan semua orang Indonesia, dan ekonomi yang melestarikan lingkungan Indonesia.

Kedua, Prabowo menyatakan ingin meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan sosial. Selanjutnya, memastikan keadilan hukum dan menjalankan demokrasi yang berkualitas.

Keempat, Prabowo ingin menjadikan Indonesia rumah yang aman bagi semua rakyatnya. Fokus terakhir, kata Prabowo adalah penguatan karakter dan kepribadian bangsa.

(rzr/ain)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER