
Basarnas: Tak Ada Lagi Korban Lion Air PK-LQP di Dasar Laut
CNN Indonesia | Senin, 21/01/2019 20:23 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsdya M. Syaugi meyakini pihaknya telah menemukan semua korban jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT-610. Dia menyatakan tak ada lagi korban di dasar laut.
Pesawat rute Jakarta-Pangkal Pinang itu jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, 29 Oktober 2018. Sebanyak 189 penumpang dan awak pesawat Lion Air dinyatakan meninggal.
Syaugi mengatakan selama 13 hari pencarian, pihaknya menemukan 196 kantong jenazah.
"Dari 196 itu kami merasa yakin semua ada di situ, karena di dasar laut di radius 250 meter di tempat jatuhnya pesawat Lion itu termasuk di Pantai Tanjung Karawang itu sudah tidak ada lagi ditemukan. Jadi sampai hari ke-12 pun sudah tidak ada, hari ke-13 tidak ada, kita mau mencari ke mana lagi," ujarnya usai Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (21/1).
Sebelumnya perwakilan keluarga korban menemui Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah hari ini. Mereka meminta bantuan terkait pencarian korban yang telah dihentikan dan sikap Lion Air yang dianggap tak berpihak korban.
Sejak operasi pencarian dimulai 29 Oktober hingga 10 November 2018, tim menemukan 196 kantong jenazah yang berisi sekitar 666 potongan tubuh korban. Semua potongan bagian tubuh korban itu telah diserahkan ke RS Polri untuk diidentifikasi.
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Mabes Polri telah mengidentifikasi 125 penumpang. Sebanyak 64 korban tak teridentifikasi hingga proses identifikasi dihentikan Minggu, 23 November 2018. Korban yang teridentifikasi terdiri dari 89 laki-laki dan 36 perempuan.
Syaugi mengatakan penemuan potongan tubuh korban itu merupakan bukti bahwa pencarian telah dilakukan secara maksimal. Pencarian juga bukan bergantung pada panjang dan singkatnya waktu melainkan pada hasil yang diperoleh.
"Bukan merasa (ditemukan semua), faktanya begitu, faktanya sudah 196 kantong itu sudah ditemukan dan di bawah tidak ada lagi. Itu Tim SAR gabungan loh bukan hanya Basarnas, ada TNI, Polri, relawan semua. Jadi kami bersinergi tidak ada lagi yang dicari, kalau masih ada ya diambil saat itu," katanya.
Terkait dengan pencarian mandiri yang dilakukan oleh keluarga korban secara kolektif, Syaugi enggan mengomentari hal tersebut. Menurutnya pencarian mandiri merupakan hak keluarga korban.
Kepada Fahri, salah satu keluarga korban Lion Air mengaku mengumpulkan dana secara kolektif untuk melakukan pencarian mandiri. Saat pencarian dilakukan pada Desember lalu, mereka mengklaim menemukan sejumlah tulang yang diyakini adalah keluarga mereka.
Namun cuaca buruk saat itu tidak dapat membuat mereka mengangkat tulang tersebut. Syaugi menilai tulang tersebut tidak diketahui milik siapa. Meski demikian dia memastikan tidak ada lagi pencarian oleh Basarnas.
"Kita kan enggak tahu tulang belulang itu tulang belulangnya siapa, kalau Basarnas kita sudah selesai saat itu dengan apa yang sudah kita laporkan," ucapnya.
(gst/pmg)
Pesawat rute Jakarta-Pangkal Pinang itu jatuh di perairan Tanjung Pakis, Karawang, Jawa Barat, 29 Oktober 2018. Sebanyak 189 penumpang dan awak pesawat Lion Air dinyatakan meninggal.
Syaugi mengatakan selama 13 hari pencarian, pihaknya menemukan 196 kantong jenazah.
"Dari 196 itu kami merasa yakin semua ada di situ, karena di dasar laut di radius 250 meter di tempat jatuhnya pesawat Lion itu termasuk di Pantai Tanjung Karawang itu sudah tidak ada lagi ditemukan. Jadi sampai hari ke-12 pun sudah tidak ada, hari ke-13 tidak ada, kita mau mencari ke mana lagi," ujarnya usai Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (21/1).
Sebelumnya perwakilan keluarga korban menemui Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah hari ini. Mereka meminta bantuan terkait pencarian korban yang telah dihentikan dan sikap Lion Air yang dianggap tak berpihak korban.
Sejak operasi pencarian dimulai 29 Oktober hingga 10 November 2018, tim menemukan 196 kantong jenazah yang berisi sekitar 666 potongan tubuh korban. Semua potongan bagian tubuh korban itu telah diserahkan ke RS Polri untuk diidentifikasi.
![]() |
Syaugi mengatakan penemuan potongan tubuh korban itu merupakan bukti bahwa pencarian telah dilakukan secara maksimal. Pencarian juga bukan bergantung pada panjang dan singkatnya waktu melainkan pada hasil yang diperoleh.
"Bukan merasa (ditemukan semua), faktanya begitu, faktanya sudah 196 kantong itu sudah ditemukan dan di bawah tidak ada lagi. Itu Tim SAR gabungan loh bukan hanya Basarnas, ada TNI, Polri, relawan semua. Jadi kami bersinergi tidak ada lagi yang dicari, kalau masih ada ya diambil saat itu," katanya.
Terkait dengan pencarian mandiri yang dilakukan oleh keluarga korban secara kolektif, Syaugi enggan mengomentari hal tersebut. Menurutnya pencarian mandiri merupakan hak keluarga korban.
Kepada Fahri, salah satu keluarga korban Lion Air mengaku mengumpulkan dana secara kolektif untuk melakukan pencarian mandiri. Saat pencarian dilakukan pada Desember lalu, mereka mengklaim menemukan sejumlah tulang yang diyakini adalah keluarga mereka.
Namun cuaca buruk saat itu tidak dapat membuat mereka mengangkat tulang tersebut. Syaugi menilai tulang tersebut tidak diketahui milik siapa. Meski demikian dia memastikan tidak ada lagi pencarian oleh Basarnas.
"Kita kan enggak tahu tulang belulang itu tulang belulangnya siapa, kalau Basarnas kita sudah selesai saat itu dengan apa yang sudah kita laporkan," ucapnya.
TOPIK TERKAIT
ARTIKEL TERKAIT
LIHAT SEMUA
Berita Daerah Terbaru
LAINNYA DI DETIKNETWORK
TERPOPULER

Kasus Bansos, KPK Lacak Perusahaan Penyetor Fee ke Juliari
Nasional • 1 jam yang lalu
DPRD DKI Minta Birokrasi Perpanjangan Sewa Makam Dipangkas
Nasional 56 menit yang lalu
Ruang Terbuka Hijau Bakal Dioptimalkan Tanggulangi Banjir DKI
Nasional 3 jam yang lalu