Jakarta, CNN Indonesia -- Sekretaris Tim Kampanye Nasional (TKN) pasangan
Jokowi-Ma'ruf Amin, Hasto Kristianto menegaskan langkah pemerintah yang menunda pembebasan
Abu Bakar Ba'asyir sebagai bukti Jokowi tak terburu-buru dalam mengambil keputusan.
Hal itu ia katakan untuk membantah pernyataan Politikus Demokrat soal sikap berubah-ubah Jokowi dalam pembebasan Abu Bakar Ba'asyir, menjadi ciri pemerintahan Jokowi amburadul.
"Ya itu tanda pak presiden harus berhati-hati, tanda pak presiden enggak boleh
grasa-grusu [mengambil keputusan]," kata Hasto di Hotel Sahid, Jakarta, Rabu (23/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sekjen PDIP itu menjelaskan Jokowi tak terburu-buru dalam pembebasan Ba'asyir diperlukan agar tidak melanggar peraturan yang berlaku terkait pembebasan narapidana yang tergolong
extraordinary crime.
"Iya dong, presiden harus berhati-hati dan berpegang pada konstitusi, apa yang dilakukan pak Jokowi adalah berpegang teguh pada konstitusi itu," kata dia.
Selain itu, Hasto turut menegaskan bahwa Jokowi merupakan sosok pemimpin yang sangat mencintai ulama.
Ia pun tak takut apabila Jokowi dilabeli sebagai pemimpin yang tak mencintai ulama karena polemik pembebasan Baasyir tersebut.
Sebab, Hasto menegaskan Ba'asyir sendiri dijebloskan ke dalam penjara bukan di masa pemerintahan Jokowi.
"Kalau TKN tak cinta ulama, justru yang memasukkan [Baasyir] ke penjara siapa?" Kata Hasto.
Diketahui, Ba'asyir sendiri divonis 15 tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada bulan Juni 2011 atau pada masa pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Lebih lanjut, Hasto menegaskan bahwa Jokowi yang memilih Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden di Pilpres 2019 sebagai tanda berpihak pada ulama.
Ia malah menyindir terdapat sosok pemimpin yang tak bisa berwudhu dan tak mau menghargai suara azan ketika berpidato. Hasto pun enggan membeberkan siapa pemimpin yang ia maksud tersebut.
"Rakyat sudah tahu mana pemimpin yang difitnah mana yang memfitnah, mana yang putih, mana yang hitam, mana yang pura-pura agamis tapi wudhu aja salah, tak mendengarkan azan maghrib," kata dia.
(rzr/dal)