Jakarta, CNN Indonesia --
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menyalurkan dana bantuan senilai Rp1 miliar untuk empat kabupaten/kota yang terdampak bencana banjir dan tanah longsor di
Sulawesi Selatan. Empat kabupaten/kota itu di antaranya, Makassar, Goa, Jeneponto, dan Maros.
"Dana untuk bantuan operasional itu pagi ini kita upayakan sudah tersalurkan ke empat kabupaten dulu yaitu Maros, Makassar, Goa, Jeneponto. Masing-masing besarnya Rp250 juta," kata Kepala BNPB Letnan Jenderal Doni Monardo, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (24/1).
Jenderal bintang tiga itu menyatakan bantuan peralatan untuk melakukan evakuasi juga sudah dikirim. Menurutnya, sejumlah kelengkapan Tim BNPB sudah tiba di Kota Makassar sejak malam tadi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Doni mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan instansi lain untuk pengelolaan bantuan di daerah yang terdampak banjir di Sulsel. BNPB akan memberikan perhatian lebih kepada daerah yang mengalami kerusakan berat akibat banjir dan tanah longsor itu.
"Nanti kita akan koordinasi dengan instansi terkait. Terutama yang kerusakannya berat, seperti jembatan jalan," ujarnya.
Doni sendiri sudah melaporkan penanganan bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Sulsel kepada Persiden Joko Widodo. Mantan Pangdam Siliwangi itu mengaku akan meninjau langsung penanganan bencana banjir dan tanah longsor hari ini.
Data yang dirilis BPBD Sulsel melalui Crisis Media Center Pemprov hingga 23 Januari 2019, pukul 23.10 Wita, total korban terdampak bencana banjir sebanyak 3.914 kepala keluarga (KK) atau 5.825 jiwa, 26 orang meninggal dunia, 24 orang hilang, sakit 46 orang dan korban yang mengungsi 3.321 jiwa.
Tinggi muka air Bendungan Bili-bili sampai hari ini pukul 04.50 Wita mencapai +99.45 (normalnya 99,50), volume air waduk sekitar 248.59 meter kubik, inflow sekitar 246.66 meter kubik/detik serta outflow sekitar 246.70/detik.
Status bendungan pun telah diturunkan menjadi di bawah normal dan tinggi bukaan pintu dikurangi menjadi 2 meter.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sebelumnya memang sudah menetapkan Sulawesi Selatan sebagai salah satu wilayah yang akan diterjang cuaca ekstrem. Selain hujan lebat, angin kencang juga bisa mencapai 25 knot. Kondisi ini diperkirakan berlangsung hingga akhir Januari 2019.
(fra/arh)