Jakarta, CNN Indonesia --
Survei terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan pasangan calon nomor urut 02
Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mendapat lebih banyak dukungan dari pasangan
Joko Widodo-Ma'ruf Amin di kantong suara pemilih terpelajar atau terdidik.
Peneliti LSI Denny JA, Adjie Alfaraby mengatakan Prabowo-Sandi mendapat dukungan suara 44,2 persen pemilih terpelajar. Sedangkan Jokowi-Ma'ruf hanya mendapat dukungan sebesar 37,7 persen.
"Meski unggul, keunggulan Prabowo-Sandi hanya di bawah 10 persen. Ada sebesar 18,1 persen pemilih kalangan terpelajar yang belum menentukan pilihan," kata Adjie di kantornya, Jakarta, Kamis (7/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
Survei LSI Denny JA dilakukan pada 18-25 Januari 2019 dengan melibatkan 1.200 responden. Survei dilakukan di 34 provinsi di Indonesia dengan menggunakan metode
multistage random sampling melalui wawancara tatap muka dengan kuesioner.
Margin of error survei sebesar 2,8 persen. LSI Denny JA juga disebut melakukan riset kualitatif untuk memperkaya analisa survei melalui metode FGD, analisis media, dan
indepth interview. LSI Denny JA mengklaim survei ini dibiayai sendiri.
Menurut Adjie, pada survei Agustus 2018 dukungan pemilih terpelajar pada Jokowi-Ma'ruf berada di angka 40,4 persen, sedangkan Prabowo-Sandi 44,5 persen.
"Dukungan terhadap Prabowo-Sandi cenderung stabil dalam lima bulan terakhir," ujarnya.
Adjie menjelaskan meski populasi kantong pemilih terpelajar dalam survei hanya sebesar 11,5 persen, kelompok pemilih yang memiliki jenjang pendidikan kuliah strata satu ke atas ini dinilai penting.
Hal ini disebabkan karakteristik kantong pemilih ini yang cenderung kritis dan berani mengevaluasi kinerja pemerintahan.
"Sehingga Prabowo-Sandi unggul dalam populasi ini. Pemilih terpelajar cukup penting karena mampu mempengaruhi opini publik," ujarnya.
Secara keseluruhan, survei LSI Denny JA mencatat pergeseran dukungan di enam kantong suara yang dinilai penting. Keenam kantong suara itu adalah, pemilih Muslim, pemilih minoritas, wong cilik, emak-emak (perempuan), terpelajar dan milenial.
Dalam enam kategori tersebut, Prabowo-Sandi hanya mampu unggul di kantong suara pemilih terpelajar. Sedangkan sisanya, Jokowi-Ma'ruf masih tetap unggul.
"Artinya jika dibiarkan skor dari enam kantong tersebut, Jokowi-Ma'ruf menang 5-1 dari pasangan Prabowo-Sandi," kata Adjie.
Di kantong suara pemilih Muslim, Jokowi-Ma'ruf unggul dengan perolehan 49,5 persen dibandingkan Prabowo yang mendapat dukungan sebesar 35,4 persen dan responden yang belum menentukan pilihan sebesar 15,1 persen. Meski unggul, ada tren penurunan dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf di kantong suara pemilih ini.
Untuk kantong suara pemilih minoritas, pasangan Jokowi-Ma'ruf unggul telak dari Prabowo-Sandi dengan persentase 86,5 persen berbanding 4,7 persen. Dari jumlah itu, hanya 8,8 persen yang belum menentukan pilihannya.
Kondisi ini berbeda dari survei pada Agustus 2018. LSI Denny JA mencatat, pada saat itu dukungan kepada Jokowi-Ma'ruf hanya 47,5 persen akibat efek kejut terpilihnya Ma'ruf Amin sebagai pendamping Jokowi.
"Namun, pada September 2018, dukungan terhadap Jokowi-Ma'ruf di pemilih minoritas melonjak tajam menjadi 81,2 persen. Selain karena kemampuan Jokowi-Ma'ruf untuk meyakinkan pemilih, dukungan PA 212 ke Prabowo-Sandi menjadi
trade off bagi pemilih minoritas untuk mendukung Jokowi-Ma'ruf," katanya.
Di kantong pemilih wong cilik, Jokowi-Ma'ruf dinyatakan unggul dari Prabowo-Sandi dengan persentase 58,4 persen berbanding 24,7 persen. Kantong suara pemilih ini kata Adjie adalah mereka yang memiliki pendapatan rumah tangga per bulan hanya di bawah Rp2 juta.
Sedangkan pada kantong pemilih perempuan atau emak-emak, Jokowi-Ma'ruf memperoleh dukungan sebesar 57 persen dan Prabowo-Sandi 27,8 persen.
"Selisih elektabilitas kedua paslon ini di pemilih emak-emak mencapai 30 persen. Ada sebesar 15,2 persen pemilih emak-emak yang belum menentukan pilihannya," kata dia.
Terakhir, di kantong pemilih milenial yang berusia di bawah 40 tahun, pasangan Jokowi-Ma'ruf memperoleh dukungan 52,6 persen dan Prabowo-Sandi 33,8 persen. Sedangkan yang belum menentukan pilihan sebesar 13,6 persen.
Secara keseluruhan, elektabilitas Jokowi-Ma'ruf masih unggul atas Prabowo-Sandi di sisa 68 hari menjelang pemilihan. Jokowi-Ma'ruf unggul di angka 54,8 persen dan Prabowo-Sandi 31 persen, dengan undecided voters sebesar 14,2 persen.
"Selisih elektabilitas kedua pasangan calon pun cenderung stagnan di atas 20 persen dengan keunggulan Jokowi-Ma'ruf," ujarnya.
Pada November 2018, Alvara Research Center juga merilis hasil survei tentang kekuatan dua paslon jelang Pilpres 2019. Dalam surveinya, Alvara menyebut Pulau Jawa masih dikuasai Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan persentase 58,1 persen, dan 29,2 persen untuk paslon Prabowo-Sandi.
Namun di Sumatra, Prabowo-Sandiaga unggul 44,6 persen dan Jokowi-Ma'ruf meraup suara 40 persen.
Survei Alvara menggunakan sistem
multi-stage random sampling dengan wawancara terhadap 1781. Rentang
margin of error penelitian ini sebesar 2,37 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen. Responden yang disurvei tersebar di 32 provinsi, tidak termasuk di Sulawesi Tengah. Waktu pelaksanaan survei mulai dari tanggal 8-22 Oktober 2018.