Kepri Rawan Penyelundupan Narkotika karena Kondisi Geografis

CNN Indonesia
Rabu, 27 Feb 2019 02:29 WIB
Polda Kepri menyatakan sepanjang 2019 sudah ada 19 kasus percobaan penyelundupan narkotika yang berhasil digagalkan di wilayah provinsi tersebut.
Ilustrasi pengagalan penyelundupan narkoba. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Batam, CNN Indonesia -- Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) menjadi salah satu wilayah Indonesia yang berbatasan langsung dengan negara lain di lautan. Atas dasar kondisi geografis tersebut, wilayah Kepri kerap menjadi lalu lintas jalur transportasi masuknya narkoba dari luar negeri.

"Ada kurang lebih 101 pelabuhan tradisional yang biasa digunakan oleh para sindikat untuk jalur transportasi masuknya narkotika melalui Kepri," kata Dirresnarkoba Polda Kepri Kombes Yani Sudarto di Mapolda Kepri, Batam, Selasa (26/2).

Selain lewat jalur pelabuhan, ia mengatakan penyelundupan narkoba di wilayah Kepri pun tercatat kerap dilakukan lewat jalur udara. Yani menuturkan sepanjang 2018 setidaknya ada 444 kasus penyelundupan narkoba dengan barang bukti sekitar dua ton. Sementara untuk tahun ini, data sampai Februari 2019 sudah terjadi sebanyak 19 kasus.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kasus penyelundupan narkoba itu, kata Yani, tak hanya melibatkan warga negara Indonesia (WNI) saja, tapi juga melibatkan warga negara asing (WNA) seperti Malaysia, Taiwan, dan China.


Yani menjelaskan modus yang dilakukan dalam kasus penyelundupan narkoba ini adalah melalui modus ship to ship maupun lewat perantara atau kurir. Untuk cara penyembunyiannya dilakukan bagian tubuh.

"Sebulan ini, trennya modus swallow, dimasukkan ke dalam tubuh, perut, anus," ujar Yani.

Terbaru, pada Senin (25/2) lalu, Polda Kepri menangkap seorang perempuan berinisial S yang berperan sebagai kurir dengan modus swallow atau menaruh narkoba di dalam tubuh lewat jalur pelabuhan. Berdasarkan pemeriksaan diketahui S diiming-imingi uang sebesar Rp10 juta untuk menjadi kurir narkoba tersebut.

"Dia mau antar barang ke Lombok, yang mengendalikan dari Lombok, ditangkap di Pelabuhan Batam Center, barang bukti 100 gram," tutur Yani.

Lebih dari itu, Yani menyampaikan sebagai wilayah perbatasan, pihaknya membutuhkan kerja sama dengan negara lain dalam upaya memberantas penyelundupan narkoba ini. Apalagi, sambung Yani, saat ini ada pergeseran produsen narkoba dari China ke Myanmar.

"Upaya kita kerja sama bilateral dengan negara tetangga, sudah ke Taiwan, Hongkong juga, baik dengan coast guard-nya, narkotiknya, maupun bea cukainya," kata Yani.

(dis/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER