Cerita Korban Speedboat Tabrak Pohon Bakau di Sungai Musi

CNN Indonesia
Selasa, 19 Mar 2019 02:29 WIB
Sebanyak 19 korban kecelakaan kapal cepat (speedboat) 'Awet Muda' yang menabrak pohon bakau di perairan Sungai Musi berhasil dievakuasi.
Kecelakaan Speedboat di Sungai Musi. (CNN Indonesia/Hafidz Trijatnika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tim Gabungan Ditpolair Polda Sumsel dan Kantor Pencarian dan Pertolongan Palembang berhasil mengevakuasi 19 korban kecelakaan kapal cepat (speedboat) 'Awet Muda' yang menabrak pohon bakau di perairan Sungai Musi, Senin (18/3). Sebanyak 7 korban meninggal dunia sementara 12 lainnya selamat dan dirawat di rumah sakit.

Berdasarkan keterangan Setio Wahono (38) salah satu korban selamat dari insiden tersebut, kapal cepat yang dirinya tumpangi bertolak ke Palembang dari Desa Karang Agung, Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin, pada Senin (18/3) pagi dengan membawa 34 penumpang. Sebanyak 17 penumpang diturunkan di Pelabuhan PU, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin.

"Saya waktu itu duduk di sebelah kiri. Dari awal perjalanan saya tidur, bangun itu pas berhenti di Pelabuhan PU karena ada penumpang turun. Sudahnya saya tidur lagi," ujar Setio saat ditemui di RS AK Gani Palembang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak lama, kapal pun kembali bertolak menuju Palembang. Namun, di tengah perjalanan, tepatnya di Selat Jaran, Desa Upang Jaya, Kecamatan Muara Telang, Kabupaten Banyuasin, kapal menabrak pohon bakau dalam kecepatan tinggi. Kapal pun rusak parah yang menyebabkan para penumpang terluka.

"Waktu kejadian saya tidur, kaget tiba-tiba menabrak itu. Saya duduk di depan sebelah kiri selamat. Saya lihat yang luka-luka parah itu yang duduk di sebelah kanan," ujar warga Desa Karang Agung, Kecamatan Lalan, Kabupaten Musi Banyuasin ini.

Sesaat usai kejadian, kondisi para penumpang panik. Namun Setio berupaya menyelamatkan para penumpang yang masih sadarkan diri tanpa menyadari dirinya pun teluka di bagian wajah, pelipis, hidung dan bibir. Salah satu penumpang yang diselamatkan Setio adalah Aqilah, bayi berumur 1 tahun yang terlempar dari pangkuan Risa, ibunya.

"Kacau sekali, berantakan kondisinya. Bayi itu terlempar, ibunya luka. Saya waktu ikut nyelamatin orang juga masih bingung-bingung. Itu speedboat memang cepat sekali waktu nabrak, mungkin 70 km/jam," kata dia.

Setelah beberapa saat usai kejadian, nelayan sekitar pun berdatanganan dan petugas kepolisian yang menerima laporan dari warga pun segera menuju lokasi kejadian. Sebanyak 4 orang meninggal dunia di lokasi kejadian.

Sebanyak 2 korban dibawa ke Puskesmas Mekar Sari Jalur 10 yang tak jauh dari lokasi kejadian karena kondisi yang sangat kritis. Namun satu jam pasca dirawat di puskesmas, dua korban tersebut pun meninggal dunia.

Korban selamat yang mengalami luka-luka lainnya dilarikan ke RS AK Gani Palembang untuk mendapatkan perawatan. Namun korban Ganjar Winarsih mengembuskan napas terakhir setelah dirawat di rumah sakit.

Marbeto, salah satu korban selamat yang masih menjalani perawatan di RS AK Gani Palembang mengatakan, dirinya bersama Ginanjar hendak mencairkan dana BOS di Palembang. Diketahui, Ginanjar merupakan Kepala SDN 22 Banyuasin 2 sementara Marbeto merupakan Kepala SD 13 Banyuasin 2.

"Kami memang biasa bareng ke Palembang untuk mencairkan dana BOS. TIdak tahu bakal ada musibah seperti ini," ujar pria yang mengalami luka patah di bagian kaki sebelah kanan ini.

Sementara itu, Kasubdit Gakkum Ditpolair Polda Sumsel Ajun Komisaris Besar Munaspin mengatakan, pihaknya masih menyelidiki penyebab terjadinya kecelakaan tersebut.

"Sudah olah TKP dan masih kami selidiki, namun terkendala penyelidikan karena kernet dan serang [pengemudi]-nya meninggal," ujar dia. (idz/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER