Jakarta, CNN Indonesia -- Aktivis yang juga akademisi
Rocky Gerung mengaku heran dengan penolakan izin acara ketika dirinya dijadwalkan menjadi pembicara dalam
diskusi akal sehat di Pondok Pesantren Yanbaul Ulum, Tuban, Jawa Timur.
Sebelumnya diberitakan, diskusi akal sehat yang digelar di Ponpes Yanbaul Ulum, Tuban dibatalkan polisi karena dianggap tak mengantongi izin sesuai ketentuan. Salah satu panitia acara menyebut acara harus meminta izin lebih dulu ke Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) karena mengundang tokoh nasional. Sejumlah ormas pun disebut menjadi pemicu penolakan diksusi akal sehat tersebut.
Mendapati alasan itu, Rocky menganggap penolakan terhadap kehadirannya sebagai hal yang absurd. Ketentuan polisi meminta panitia mengurus izin hingga ke Polda Jatim, menurutnya, alasan yang dibuat-buat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pembicara nasional harus izin Polda? itu aturan apa, dan logikanya apa, semua orang bicara mau lokal mau nasional, jadi yang kasih saya sertifikat pembicara nasional itu siapa, ngaco namanya," kata Rocky.
Rocky menilai, resistensi aparat dalam kegiatan tersebut mesti dikritisi. Menurutnya, pada kasus ini terlihat jelas cara seseorang menghalangi dengan teori yang absurd.
"Ini kan pembicara nasional jadi musti izinnya nasional, lo dia kan bicara di lokal," tegasnya.
Rocky pun menyebut bahwa keadaan demokrasi belakangan ini semakin memburuk, menyusul banyaknya pembubaran acara, pengadangan diksusi yang makin sering terjadi. Ia melihat bahwa keadaan ini adalah sebuah paradoks dari sifat demokrasi itu sendiri.
Apalagi, kata Rocky, menjelang tahun politik seharusnya negara bisa memfasilitasi dan melindungi segala gelaran-gelaran yang berisi pembicaraan soal politik. Bukan malah melarangnya dan melakukan penghadangan.
"Jadi intinya seluruh pembicaraan politik seharusnya diperluas, bukan dipersempit, itu marwah akal sehat yang mesti kita jaga, dalam demokrasi itu, itu prinsipnya," kata dia.
 Acara diskusi Rocky Gerung di Tuban batal. (CNN Indonesia/Farid Miftah Rahman) |
Penolakan sejumlah elemen terhadap Rocky bukan kali pertama terjadi. Masih pada bulan yang sama, pada 7 Maret lalu, acara bincang (talkshow) yang menghadirkan Rocky Gerung dan Babe Haikal di Universitas Muhammadiyah Jember sempat juga mendapat penolakan.
Seperti diketahui, Rocky Gerung menjelang Pilpres 2019 berkeliling ke sejumlah daerah untuk menjadi pembicara dalam acara yang biasa dia labeli sebagai diskusi akal sehat. Rocky kerap mendapat protes atau penolakan di beberapa tempat.
Diskusi akal sehat ala Rocky Gerung merupakan acara diskusi dan audiensi yang melibatkan warga untuk berinteraksi, beradu pandangan, serta mengkritisi narasi politik yang diutarakan oleh Rocky Gerung.
Rocky sendiri merupakan sosok yang sangat menegaskan dirinya bersebrangan dengan pemerintah. Namun dalam berbagai kesempatan, sikap politiknya tersebut tak lantas membuat dirinya mendeklarasikan diri menjadi pendukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Pilpres 2019.
"Kalau saya dituduh pro Prabowo, saya enggak. Saya oposisi, Prabowo oposisi, kenapa mesti dihubungkan? Saya tidak akan menggelar karpet merah untuk Prabowo, karena dia punya banyak karpet dan warnanya macam-macam, tapi saya akan menggulung karpet istana," ujar Rocky dalam salah satu sesi diskusi di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.
[Gambas:Video CNN] (frd/ain)