Jakarta, CNN Indonesia -- Calon Wakil Presiden Nomor Urut 02
Sandiaga Uno menyebut narasi soal Nahdlatul Ulama (
NU) akan menjadi fosil dan hilangnya zikir dan tahlilan jika dirinya dan
Prabowo terpilih menjadi presiden dan wakil presiden di
Pilpres 2019 adalah fitnah dan bohong.
"Itu semua fitnah dan bohong," kata Sandi di Duren Sawit, Jakarta Timur, Rabu (20/3) malam.
Dia pun memastikan informasi yang tersebar dari penggalan video itu telah diluruskan pihaknya. Sandi pun enggan berkomentar lebih jauh terkait hoaks itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sandi menegaskan Prabowo berkomitmen melawan hoaks itu dengan tetap fokus pada isu ekonomi.
"Sudah kami luruskan, kita komitmen kampanye tanpa hoaks dan kita fokus pada isu ekonomi," kata Sandi.
Menanggapi kekhawatiran tak ada lagi zikir di lingkungan istana jika dia terpilih menjadi wapres mendampingi Prabowo, Sandi menyatakan semua akan dijalankan sesuai ritual keluarga.
Sebagai anak yang dibesarkan di lingkungan agama, kata Sandi, zikir dan tahlil sudah merupakan kultur yang memang sering dilakukan pihaknya.
"Sesuai dengan kultur ritual kita yang diajarkan oleh orang-orang tua kita. Saya ini dibesarkan di keluarga ahlussunnah wal jamaah ya kita akan jalankan sesuai ritual jadi gak usah terlalu apa, pokoknya kampanye tanpa hoaks ya kalau kita fokus di isu ekonomi," kata Sandi.
Seperti diberitakan sebelumnya, di jagat media sosial beredar video ceramah yang dihadiri cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin. Seorang pendakwah mengatakan pihak yang tak suka dengan NU akan bangkit dan menghapus budaya ahlussunnah wal jama'ah jika Maruf kalah dalam Pilpres 2019.
"Jangan berpikir masih ada tahlil, jangan berpikir masih ada zikir di Istana, jangan berpikir ada Hari Santri apabila sampai Kiai Ma'ruf ini kalah," ujar seorang pendakwah dalam video yang diunggah akun Twitter @tohir2349, Senin (18/3).
Pendakwah itu melanjutkan, "Jawabnya hanya satu, kalau ingin semuanya masih 17 April yang akan datang semua kita jawab untuk memenangkan Kiai Ma'ruf Amin. Itu adalah jawaban, bagaimana menyelamatkan Ahlussunnah Wal Jama'ah dan bagaimana menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar dia.
[Gambas:Video CNN] (tst/ain)