Jakarta, CNN Indonesia -- Calon presiden nomor urut 02
Prabowo Subianto membeberkan kriteria sosok-sosok yang akan menduduki kursi menteri bila memenangi
Pilpres 2019 dan terpilih sebagai presiden periode 2019-2024.
Prabowo menjelaskan, para calon pembantunya itu harus memenuhi sejumlah syarat, salah satunya tak boleh mengejar keuntungan pribadi atau kelompok dengan menggunakan jabatannya.
"Saya akan paksakan mereka. Saya tanya, apakah Anda bersedia bekerja untuk rakyat? Anda bersedia tak mencari keuntungan pribadi dari jabatanmu? Tidak mencari keuntungan keluarga atau konco-koncomu?" kata Prabowo di GOR Satria, Purwokerto, Jawa Tengah, Senin (1/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prabowo menyatakan kriteria tersebut sebagai syarat mutlak yang harus dipatuhi bagi para calon menterinya kelak.
"Kalau tak bersedia, saya tak akan menjadikanmu apa-apa di sini," kata Prabowo.
Lebih lanjut, eks Danjen Kopassus itu menyatakan dirinya tak akan melihat calon menterinya itu dari sisi aspek kecerdasan maupun kepintaran semata.
Ia menginginkan agar mereka turut memiliki keberpihakan kepada masyarakat dan hati yang bersih agar pejabat di Indonesia tak terus menerus terjerat kasus korupsi yang marak belakangan ini.
"Jadi tak hanya cerdas dan pintar, kalau pintar tapi hatinya busuk ya buat apa," kata dia.
Prabowo menyatakan apabila yang bersangkutan bersedia menjalankan syarat-syarat tersebut, nantinya akan disumpah dan menandatangani surat pernyataan.
Selanjutnya, sumpah dan komitmen itu akan diumumkan kepada seluruh masyarakat Indonesia untuk bekerja selama 5 tahun ke depan.
"Setelah itu bersumpah, tanda tangan, boleh ayo bekerja untuk rakyat, bekerja 5 tahun. Saya percaya dengan pemerintahan yang bersih," kata dia.
Lebih lanjut, Prabowo berjanji akan mewujudkan pemerintahan yang bersih apabila terpilih untuk menjabat sebagai Presiden.
Sebab, kata dia, Indonesia masih mengalami kondisi adanya kebocoran anggaran negara sebesar Rp1.000 triliun yang lari keluar negeri selama ini. Ia lantas menyindir pemerintah kerap kepanasan ketika mengungkit soal kebocoran Rp1.000 triliun tersebut.
"Tiap kali saya ngomong kebocoran Rp1.000 triliun, ada yang marah di Jakarta, kepanasan," kata dia.
(rzr/osc)