Mendagri Nilai Masa Kampanye Memakan Waktu Terlalu Panjang

CNN Indonesia
Rabu, 03 Apr 2019 05:02 WIB
Mendagri Tjahjo Kumolo menillai masa kampanye yang terlalu lama bisa berpengaruh pada meningkatnya tensi politik di tengah masyarakat.
Mendagri Tjahjo Kumolo. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Surabaya, CNN Indonesia -- Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo menilai masa kampanye pada Pemilu 2019 terlalu panjang. Oleh karena itu, pihaknya berharap ada pengkajian sehingga ditemukan masa kampanye yang tepat.

Menurut Tjahjo masa kampanye yang terlalu lama ini bisa mengakibatkan meningkatnya tensi politik.

"Iya saya melihat terlalu lama. Mungkin nanti mudah-mudahan 2024 nanti akan dipersingkat," kata Tjahjo, usai mengisi kuliah tamu di Universitas Wijaya Kusuma (UWK) Surabaya, Selasa (2/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berdasarkan perhitungannya, Tjahjo menilai masa paling ideal untuk kampanye adalah sekitar sebulan. Namun, kata dia hal itu masih bisa digodok oleh anggota DPR hasil pemilu 2019.

"Usulan kami sebulan sudah cukup, nanti kan tergantung anggota DPR yang baru. Terlalu jenuh," ujar politikus PDIP ini.


Kini ia mengimbau agar seluruh masyarakat bisa saling mengingatkan dan menurunkan tensi, jelang hari pemungutan suara 17 April 2019 nanti.

"Soal ada impact negatif dari kampanye yang berujar kebencian, fitnah. Ya mari kita mengingatkan. Sekarang kan sudah mulai cooling down mendekati pemilu," katanya.

Masa kampanye Pemilu Legislatif dan Pilpres 2019 dilaksanakan selama lima bulan yakni kurun waktu 28 September 2018-13 April 2019.

Rencananya, hari terakhir kampanye Pemilu 2019 itu akan ditutup dengan Debat Terbuka Antarpaslon Peserta Pilpres 2019. Debat yang berlangsung pada malam hari ini Hotel Sultan, Jakarta itu akan mengusung tema sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan dan industri.

Kontestasi Pilpres 2019 diikuti dua pasang calon yakni paslon nomor urut 01 Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin dan paslon nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

(frd/kid)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER