Jakarta, CNN Indonesia -- Calon presiden Joko Widodo (
Jokowi) menyatakan baru sekitar 27 persen masyarakat yang mengetahui program tiga
kartu baru yang menjadi program andalannya, yakni Kartu Prakerja, Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP Kuliah), dan Kartu Sembako Murah.
Hal tersebut disampaikan Jokowi saat berpidato di hadapan ribuan pendukungnya di GOR Bung Hatta, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Selasa (2/4) malam.
"Ternyata dari survei dua hari yang lalu yang diberikan kepada saya, yang tahu mengenai kartu ini baru 27 persen. Baru 27 persen," kata Jokowi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jokowi meminta masyarakat untuk membantu mensosialisasikan 'tiga kartu sakti' tersebut. Menurut Jokowi, program tiga kartu itu baru akan dilaksanakan pada periode selanjutnya.
"Nanti ini mulai keluar masih tahun depan. Jangan diharapkan tahun ini. Ini program capres. Jadi masih keluarnya tahun depan," ujarnya.
Jokowi menjelaskan kartu pertama yang akan pihaknya keluarkan adalah KIP Kuliah. Menurut Jokowi, kartu tersebut akan diberikan kepada lulusan SMA/SMK yang ingin meneruskan kuliah, baik masuk akademi atau universitas.
"Di perguruan tinggi dalam maupun luar negeri. Nanti akan dibayar oleh yang namanya KIP Kuliah," tuturnya.
"Jadi KIP kuliah ini, memang kami harapkan negara ini, negara Indonesia bisa mencetak sarjana sebanyak-banyaknya, S1, S2, S3, sebanyak-banyaknya," ujar Jokowi.
Kemudian yang kedua, kata Jokowi, adalah Kartu Prakerja yang akan diberikan kepada lulusan SMA/SMK, akademi maupun perguruan tinggi sebelum mendapatkan pekerjaan.
Menurut Jokowi, setelah 6 sampai 8 bulan belum juga mendapatkan pekerjaan para penerima Kartu Prakerja akan mendapatkan insentif honor.
"Jadi anak-anak kita kalau
wara-wiri ke Surabaya, Semarang, Jakarta, ada biaya dalam Kartu Prakerja ini," tuturnya.
Selanjutnya yang ketiga adalah Kartu Sembako Murah. Jokowi berseloroh kartu tersebut yang paling ditunggu ibu-ibu. Menurut Jokowi, dengan kartu tersebut para ibu-ibu bisa membeli sembako dengan harga diskon yang cukup besar.
Mantan wali kota Solo itu mengatakan kartu tersebut dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta gizi anak. Jokowi sekali lagi mengingatkan bahwa ketiga kartu tersebut baru keluar setelah dirinya terpilih kembali pada Pilpres 2019.
"Ibu-ibu bisa mendapatkan sembako murah, telur murah sehingga gizi anak-anak kita menjadi baik, anak-anak kita sehat, anak-anak menjadi pintar dan cerdas. Harapan kami itu," ujarnya.
[Gambas:Video CNN]
Lembaga Survei Indo Barometer mencatat tingkat pengenalan masyarakat terhadap ketiga kartu andalan Jokowi masih rendah. Tingkat pengenalan paling rendah ada di Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah.
Survei dilakukan terhadap 1.200 responden, dengan
margin of error sebesar 2,83 persen. pada tingkat kepercayaan 95 persen. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah multistage random sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara tatap muka responden menggunakan kuesioner, serta responden survei adalah warga negara Indonesia yang sudah mempunyai hak pilih berdasarkan peraturan yang berlaku, yaitu warga yang minimal berusia 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah pada saat survei dilakukan.
Survei menunjukkan sebanyak 73 persen masyarakat mengaku belum tahu atau mendengar mengenai program kartu sakti di bidang pendidikan tinggi itu.
"Sebanyak 27 persen masyarakat mengetahui KIP Kuliah," kata Peneliti Indo Barometer Hadi Suprapto di Senayan, Jakarta, Selasa (2/4).
Tingkat pengenalan kedua terendah adalah Kartu Prakerja. Sebanyak 72,2 persen masyarakat mengaku belum tahu kartu tersebut. Sementara hanya 27,8 persen masyarakat yang sudah tahu terkait kartu tersebut.
Selanjutnya, Kartu Sembako Murah (KSM) memiliki tingkat pengenalan yang paling tinggi. Setidaknya ada 40,5 persen yang mengetahui atau pernah mendengar program tersebut, dan 59,5 persen yang belum tahu.
Meski belum terlalu dikenal, kartu sakti tersebut mendapat sambutan positif dari masyarakat yang mengaku sudah mengetahui program tersebut.
Untuk KIP Kuliah misalnya dari total yang mengetahui, 85,5 persen mengaku setuju dengan program tersebut dan yang tidak setuju 6,8 persen. Mayoritas masyarakat setuju lantaran kartu ini dianggap membantu masyarakat untuk mendapat pendidikan di tingkat yang lebih tinggi.
"Untuk KSM, mayoritas masyarakat setuju sebesar 89,9 persen dan yang tidak setuju sebesar 4,9 persen," kata dia.
Hadi mengatakan mayoritas masyarakat setuju lantaran masyarakat menyukai program sembako murah. Kartu ini juga menjawab permasalahan perekonomian rakyat.
Selanjutnya untuk KPK Sebesar 69,2 persen mayoritas masyakat setuju dengan program tersebut. Dan masyarakat yang tidak setuju sebesar 22,2 persen. Kartu ini dianggap masyarakat dapat mempermudah untuk memperoleh pekerjaan.