Jakarta, CNN Indonesia -- Kondisi
macet bahkan
lalu lintas yang lumpuh mungkin sempat terngiang di benak dalam setiap peringatan
Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh setiap 1 Mei di Indonesia.
Namun, kondisi macet bahkan lumpuh saat May Day relatif tak lagi menghiasi wajah lalu lintas Kota Jakarta sejak 1 Mei 2014. Gedung-gedung perkantoran yang berlokasi di sejumlah pusat bisnis ibu kota tidak beraktivitas dan kendaraan pun dapat dapat melaju lebih cepat dibandingkan hari biasanya.
Semua hal itu terjadi setelah Presiden keenam Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhyono (SBY) meneken Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2013 tentang Penetapan Tanggal 1 Mei sebagai hari libur nasional.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penetapan May Day menjadi hari libur nasional ini sebenarnya sudah dilakukan lebih dahulu di negara-negara lain. Penetapan May Day sebagai hari libur nasional ini dilatarbelakangi bahwa harus ada satu hari yang bisa digunakan kaum buruh untuk menyuarakan haknya.
Ketua Umum Konfederasi Persatuan Buruh Indonesia Ilhamsyah menyatakan langkah pemerintah menetapkan May Day sebagai hari libur nasional telah memberikan waktu kepada kaum buruh untuk memperjuangkan masalah yang dihadapi.
Menurutnya, penetapan May Day sebagai hari libur nasional membuat pihaknya tidak perlu lagi melakukan aksi 'sweeping' atau mendatangi pabrik-pabrik untuk menjemput rekannya untuk mengajak ikut melakukan aksi unjuk rasa di May Day.
"Sebelum ditetapkan hari libur nasional, pola yang dipakai mobilisasi itu ada aksi 'sweeping' pabrik mendatangi kawan-kawan. Sekarang tidak lagi," kata Ilhamsyah kepada CNNIndonesia.com, Selasa (30/4).
Dia menilai penetapan May Day sebagai hari libur nasional tidak menyurutkan perhatian masyarakat pada isu atau tuntutan yang pihaknya sampaikan saat menggelar aksi unjuk rasa.
Iham menegaskan masyarakat tetap memberikan terhadap aksi unjuk rasa di May Day karena selalu mengangkat isu yang tak lagi bersifat eksklusif bagi kaum buruh saja, seperti terkait harga kebutuhan pokok hingga pendidikan.
[Gambas:Video CNN]"Menurut saya biasa saja (hari libur). Gerakan buruh sudah masuk ke isu sosial yang berkaitan dengan masyarakat. Buruh tidak lagi eksklusi tapi membahas isu yang berkaitan dengan kepentingan masyarkat umum," ucap dia.
Dituding 'Menggembosi'
Senada, anggota Pengurus Nasional Sentra Gerakan Buruh Nasional Akbar Rewako menyatakan penetapan May Day sebagai hari libur nasional tidak menyurutkan perhatian masyarakat pada isu atau tuntutan yang disampaikan dalam aksi May Day.
Akbar mengatakan, pemerintah justru menjadi pihak kerap 'menggembosi' penyelenggaraan hari buruh dengan menyelenggarakan acara yang menyediakan hadiah serta panggung musik. Menurutnya, langkah pemerintah itu membuat jumlah buruh yang ikut dalam aksi unjuk rasa di May Day tidak maksimal.
"Ada upaya pemerintah bikin acara khusus di May Day seperti panggung musik dan
door prize, itu cukup mengurangi jumlah peserta. Tidak ada masalah (hari libur), persoalannya karena ada upaya pemerintah mengurangi jumlah peserta," ujar Akbar.
(mts/asa)