Terpisah, Direktur Eksekutif KedaiKOPI Kunto Adi Wibowo menduga kelompok 'Setan Gundul' yang dimaksud Andi Arief adalah orang-orang yang berada di lingkaran Prabowo.
Menurutnya, orang-orang yang telah menjadi 'tangan kanan' Ketua Umum Partai Gerindra itu telah memaksakan data kemenangan Pilpres 2019 sebesar 62 persen. Menurut Kunto, sosok-sosok yang masuk dalam Kelompok 'Setan Gundul' yang dimaksud Andi Arief itu sendiri tidak pernah muncul di publik.
"Ini sebenarnya orang-orang Prabowo sendiri, ada tangan kanan Prabowo yang kemudian memaksa data 62 persen," kata Kunto kepada
CNNIndonesia.com kemarin
.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pria yang juga pengajar di Fikom Unpad itu menduga, jumlah perolehan suara Partai Gerindra yang jauh dari hasil survei menjadi pemicu Prabowo mempercayai masukan atau informasi dari kelompok 'Setan Gundul tersebut.
Pasalnya, Prabowo merasa Partai Gerindra seharusnya mendapatkan suara yang jauh di atas hasil
quick count atau hitung cepat yang telah dikeluarkan oleh sejumlah lembaga.
Menurut Kunto, masukan atau informasi dari kelompok 'Setan Gundul' ini juga sangat dipercayai tokoh politik di Partai Gerindra.
Berdasarkan hasil quick count sejumlah lembaga, Gerindra menempati peringkat kedua di Pemilu 2019 dengan perolehan antara 12 hingga 13 persen.
"Kalau dihitung dari partai yang jauh perolehan suara jauh dari ekspektasi itu Gerindra, Demokrat sudah pasrah, PKS melesat suaranya, [sementara] PAN lolos dari lubang jarum," katanya.
Meski begitu, pernyataan Andi Arief--yang memang kerap melontarkan hal kontroversial lewat akun Twitternya-- itu pun mengundang perdebatan di tingkat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Salah satu jubir BPN, Sandre Rosiade, berharap semua pihak yang tergabung dalam Koalisi Adil Makmur tak menyampaikan pendapat lewat media sosial, melainkan lewat sarana internal.
"Harapan saya kalau ada pertanyaan dari kader koalisi, hal ini lebih baik disampaikan di forum internal bukan di medsos," kata Andre yang juga menjamin kepada
CNNIndonesia.com bahwa Koalisi Adil dan Makmur masih solid.
 Momen kebersamaan Sandiaga Uno, Andi Arief, dan Prabowo Subianto sebelum Pemilu 2019. (CNN Indonesia/Hesti Rika) |
Sementara itu Cawapres nomor urut 02 Sandiaga Uno merespons dan meminta Andi Arief agar lugas saja menunjuk sosok di balik identitas Setan Gundul.
Menurut Sandi, daripada menggunakan bahasa abu-abu dan bersayap, akan lebih baik jika Andi langsung menyebutkan siapa sosok yang dia tuding sebagai setan gundul itu. Sebab jika Andi selalu menggunakan istilah abu-abu justru kata dia malah menimbulkan kekisruhan politik.
""Saya enggak tahu tapi mungkin bisa diklarifikasi ke Pak Andi Arief. Sekarang nih waktunya kita bahasa terang, jangan pakai bahasa abu-abu dan gelap bersayap seperti ini," kata Sandi di kediaman Mien Uno usai menggelar buka puasa bersama, di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Senin (6/5).
Oleh karena itu, Sandi pun mengaku bahwa bukan hanya masyarakat, dirinya pun mengaku sangat penasaran dengan sosok setan gundul itu. Sebab kata Sandi jika memang setan gundul itu adalah orang-orang yang memberi masukan dan bisikan pada Prabowo di malam 17 April maka jelas orang-orang ini adalah sosok yang ikut hadir saat Prabowo menyampaikan deklarasi kemenangan.
"Saya juga jadi kepengin tahu siapa itu setan gundul. Karena setahu saya yang di situ yang saya kan lagi cegukan saya turun terus ke atas orangnya yang semua ikut dampingi Pak Prabowo memberikan deklarasi ke depan. Jadi kalau ada yang berikan masukan ke Pak Prabowo ya orang-orang itu yang ada di depan sana," katanya.
(mts/kid)