Jakarta, CNN Indonesia -- Politikus Partai Gerindra,
Andre Rosiade, mengkritik sikap Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (
AHY), yang lebih sering menerima undangan pihak lawan yakni pendukung Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Hal itu dilakukan AHY alih-alih ikut berjuang dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi. Seperti diketahui Prabowo-Sandi merupakan pasangan calon yang didukung Partai Demokrat.
Andre bahkan menyebut AHY sebagai sosok bangsawan politik yang tak berjuang dari bawah seperti dirinya yang dikatakan pejuang politik. Bangsawan politik seperti AHY ini, kata Andre, telah bersikap zig-zag dengan bermanuver seolah mencari perlindungan saat Pemilu bahkan belum selesai.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya bukan bangsawan politik, tapi saya ingin mengkritik seorang 'bangsawan politik' yang saya anggap mengambil kebijakan zig-zag dan bermanuver di saat proses pemilu ini belum selesai," kata Andre yang mengaku pernyataan ini bukan atas nama Partai Gerindra maupun BPN melainkan atas nama dirinya sendiri yang 'gerah' dengan sikap putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
Andre menyampaikan pernyataan tersebut usai menjadi pembicara diskusi di Media Center Prabowo-Sandi, Jalan Sriwijaya I, Jakarta Selatan, Jumat (17/5) malam.
Lebih lanjut, Andre mengaku semula dirinya menghormati keputusan AHY menemui Presiden Joko Widodo di Istana Negara beberapa waktu lalu, meski pertemuan itu dilakukan AHY tanpa konfirmasi dengan Partai-partai di koalisi Adil Makmur.
Saat itu, kata Andre, dirinya percaya dengan ucapan Sekjen Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan, yang mengaku tidak akan berpaling dan Demokrat tetap dalam tubuh koalisi Adil Makmur.
Namun, seiring semakin seringnya AHY bermanuver, Andre mengaku gerah dan tak terima apalagi ketika tahu bahwa AHY 'berkumpul' dengan sejumlah Kepala Daerah dan Tokoh yang jelas-jelas mendukung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres ini.
"Saya percaya betul itu pernyataan Bang Hinca dan teman-teman Demokrat, tapi sebagai politisi muda, saya juga enggak mau, enggak bisa menerima ada pertemuan dengan kepala daerah lalu diasumsikan itu kepala daerah muda yang ingin mendukung perdamaian," kata Andre.
AHY memang sebelumnya diketahui berkumpul dengan beberapa Kepala Daerah di Museum Krani, Bogor. Kepala daerah itu diantaranya Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, Emil Dardak, Azwar Anas hingga Bima Arya.
Terkait ketidaksukaanya ini, Andre mengaku telah meminta kepada AHY untuk datang ke Kertanegara atau Markas BPN dan menjelaskan pertemuan yang digelar di Bogor itu.
"Nah, sang bangsawan politik (AHY) ini punya waktu untuk kongkow tapi tidak punya waktu datang ke BPN untuk berdiskusi dgn teman-teman BPN," kata dia.
Meski begitu, saat ditanya apakah manuver AHY ini dilakukan untuk mengincar kursi menteri di kabinet Jokowi, Andre mengaku tak tahu. Dia justru menyerahkan penilaian tersebut sepenuhnya kepada masyarakat.
"Urusan incar posisi menteri nanti kita akan buktikan, waktu akan menjawab. Saya imbau rakyat Indonesia, media, mari kita tonton pertunjukan ini apakah ini hanya semata-mata demi persatuan bangsa atau ada ujungnya soal manuver jabatan menteri," kata dia.
(tst/fea)