Jakarta, CNN Indonesia -- Wakil Presiden
Jusuf Kalla merespons positif sikap warga
Nahdlatul Ulama (NU) yang tak mengikuti aksi massa pada 21 hingga
22 Mei kemarin.
JK mengatakan warga NU lebih memilih untuk beribadah di bulan Ramadan alih-alih mengikuti aksi massa yang berujung kericuhan itu.
"Tentu kita menghargai atas sikap NU untuk mengutamakan meningkatkan amal ibadah. Tidak ikut dalam perbedaan politik yang menyebabkan kerusuhan yang terjadi satu, dua hari terakhir ini," ujar JK saat memberikan sambutan dalam acara buka puasa di gedung PBNU, Jakarta, Kamis (23/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
JK mengingatkan agar warga NU selalu bersatu dan tak terpecah belah hanya karena perbedaan pilihan politik. "Yang penting memberikan semangat positif, semangat yang tulus untuk bekerja sebaik-baiknya," katanya.
Sementara itu Ketua PBNU Said Aqil Siradj menyayangkan kerusuhan yang terjadi saat aksi massa tersebut. Momen bulan Ramadan, menurut Said, mestinya diisi dengan beribadah.
"Kalau benar-benar kita umat Islam, yang mengidolakan Nabi Muhammad, yang menjunjung tinggi perdamaian, hormatilah kemuliaan bulan suci Ramadan. Jangan dikotori dengan tindakan yang merusak, atau mengganggu," ucapnya.
Ia membandingkan kondisi yang terjadi di Jakarta selama dua hari kemarin dengan di pesantren. "Kalau seluruh pesantren di NU, berlomba-lomba menghatamkan kitab. Eh di Jakarta ribut.
Alhamdulillah di pesantren tidak terkontaminasi," tuturnya.
Said pun berpesan agar para pihak yang bersaing dalam pemilu kali ini bersikap layaknya negarawan. Hal itu dinilai penting untuk menjaga keutuhan negara.
"Jangan kepentingan kelompok, jangan apa-apa sesaat tapi (pengaruh) keberlangsungan keutuhan negara. Kita harus belajar dari keributan di Afghanistan, Timur Tengah. 40 tahun Afghanistan perang saudara, padahal 100 persen beragama Islam," ucapnya.
(psp/wis)