Moeldoko Akui Pelaku Bom Sukoharjo Sulit Dideteksi

CNN Indonesia
Rabu, 05 Jun 2019 13:16 WIB
Tersangka pelaku bom Kartasura bermain sendiri dan tidak terkait jaringan teror. Karena itu rencana aksinya tersebut sulit terdeteksi oleh petugas.
Insiden bom bunuh diri di pos polisi Kartasura, Sukoharjo, pemerintah akui kesulitan deteksi jaringan pelaku. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengaku sudah berkomunikasi dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian terkait bom bunuh diri di Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah.

Moeldoko menyebut pelaku bom bunuh diri, Rofik Asharudin sulit terdeteksi karena bermain sendiri.

"Ini tidak bermain dalam suatu jaringan, sehingga cukup sulit dideteksi," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (5/6).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Moeldoko mengatakan pihak kepolisian belum mengetahui motif dari pelaku yang meledakkan bom dua hari jelang lebaran Idul Fitri. Menurutnya, pelaku bukan berasal dari keluarga ekonomi sulit. Namun, kata dia, pelaku sosok yang pendiam.


Moeldoko Akui Pelaku Bom Sukoharjo Sulit DideteksiKepala Staf Kepresidenan Moeldoko. (CNN Indonesia/Feri Agus Setyawan)

"Kami jadi belum tahu persis apa latar belakang dia sebagai apa yang menjadi garis perjuangannya, itu yang masih kita dalami ya," ujarnya.

Usai ledakan bom di Kartasura, Moeldoko menyebut pemerintah meningkatkan keamanan. Mantan Panglima TNI itu berharap dengan kejadian ledakan bom bunuh diri ini kesigapan aparat keamanan semakin meningkat.

"Tadinya menghadapi lebaran ini sudah cukup bagus, tapi setelah kejadian ini kita semakin meningkatkan upaya keamanan," tuturnya.


Diberitakan sebelumnya, berdasarkan penyelidikan dan penyidikan, polisi tetap pada kesimpulan bahwa pelaku bom bunuh diri di Kartasura adalah pelaku tunggal, meski ia pernah mengikuti pengajian yang di dalamnya terdapat seseorang yang terpapar paham terorisme.

"Sampai hari ini, kesimpulan kita sementara sudah mendekati 90 persen, ya bahwa itu adalah lone wolf," ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (5/6).

Rofik, dikatakan Tito, pernah mengikuti satu pengajian di mana dalam kegiatan itu pernah didapati seorang yang terpapar paham terorisme. Namun setelah diselidiki lebih lanjut, Rofik tidak terjaring dalam kelompok manapun.

(fra/ain)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER