Jakarta, CNN Indonesia -- Berdasarkan penyelidikan dan penyidikan, polisi tetap pada kesimpulan bahwa pelaku bom bunuh diri di Kartasura adalah pelaku tunggal, meski ia pernah mengikuti pengajian yang di dalamnya terdapat seseorang yang terpapar paham terorisme.
Polisi juga menyatakan pelaku tidak terjaring kelompok manapun.
"Sampai hari ini, kesimpulan kita sementara sudah mendekati 90 persen, ya bahwa itu adalah
lone wolf," ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Rabu (5/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rofik, dikatakan Tito, pernah mengikuti satu pengajian di mana dalam kegiatan itu pernah didapati seorang yang terpapar paham terorisme. Namun setelah diselidiki lebih lanjut, Rofik tidak terjaring dalam kelompok manapun.
Tito menyebut Rofik gagal dalam beraksi, terlihat dari rakitan bom yang tidak sempurna dan tidak ada korban lain selain Rofik, atau menimbulkan kerusakan besar. Selain itu Rofik juga meledakan diri di sekitar pos polisi dan tidak mengenai targetnya.
"Ini kan tidak meledak besar, kemudian dia terluka masih bisa hidup. Kalau dia profesional, ledakannya pasti akan besar dan kemudian yang bersangkutan bisa hancur badannya. Pengalaman selama ini begitu," tuturnya.
Meski meyakini Rofik adalah pelaku tunggal, Tito menyatakan polisi akan tetap menyelidiki.
"Serangan ini adalah serangan
lone wolf, serangan yang dilakukan sendiri, teradikalisasi sendiri, membuat bom sendiri, mengambil inisiatif sendiri, mensurvei sendiri, itu pun kita lihat juga dari operasi yang relatif gagal karena apa, karena yang kena dia sendiri," ucapnya.
Sebelumnya, Tito mengatakan Rofik mempelajari cara merakit bom dan paham terorisme dari internet, serta berafiliasi pada ISIS.
(gst/vws)