Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Pertahanan
Ryamizard Ryacudu berharap 'Tim Mawar' yang diduga berada di balik unjuk rasa ricuh di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) pada 21-22 Mei 2019 tidak dikaitkan dengan
Tentara Nasional Indonesia (TNI) saat ini.
"TNI ya tidak ada urusannya sama Tim [Mawar] itu. Itu tim lain. Walaupun itu dulu [bagian dari] TNI, TNI sekarang ya lain lah. Jadi jangan dikait-kaitkan begitu, tidak baik," kata Ryamizard seusai bersilaturahmi di kediaman eks Ketua Umum PP Muhammadiyah Syafii Maarif, di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (11/6) dikutip dari
Antara.
Ia berharap isu mengenai 'Tim Mawar' tidak perlu dibangkitkan lagi. Tim yang kerap diidentikkan dengan kelompok penculik para aktivis pada peristiwa Mei 1998 itu, kata dia, sudah selesai karena telah menerima hukuman kala itu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tim Mawar kan sudah selesai, sudah ada hukumannya apa segala macam. Sudah selesai, jangan dibangkit-bangkitkan lagi," kata dia.
Meski demikian, Menhan mempersilakan kepolisian mengusut seandainya ada keterkaitan tim itu dengan aksi ricuh pada 22 Mei 2019.
"Kalau ada itu tanya sama polisi. Kalau misalnya salah, ya polisi yang mengusut," kata dia.
Dugaan keterlibatan 'Tim Mawar' dalam aksi unjuk rasa di depan Bawaslu disebut-sebut dalam pemberitaan Majalah Tempo. Tim ini dulu berada di bawah Korps Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD. Sejumlah anggotanya pernah dinyatakan bersalah oleh mahkamah militer terkait penculikan aktivis 98.
(antara/arh)