Kans Regenerasi PDIP, Jokowi Dinilai Terganjal Trah Sukarno

Antara | CNN Indonesia
Minggu, 16 Jun 2019 14:33 WIB
Pakar politik menilai percepatan kongres PDIP membuka peluang regenerasi pemimpin terutama untuk keturunan langsung Sukarno, bukan untuk kader seperti Jokowi.
Presiden Jokowi disebut punya problem jika dinominasikan untuk memimpin PDIP karena bukan keturunan Sukarno. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai percepatan Kongres PDI-Perjuangan (PDIP) membuka peluang regenerasi kepemimpinan partai berlambang banteng tersebut.

Nama Joko Widodo dalam hal ini dinilai punya peluang masuk bursa calon Ketum PDIP namun terganjal untuk menjadi penerus Megawati Soekarnoputri karena bukan keturunan Presiden RI pertama Sukarno.

Jokowi berdasarkan sejumlah survei disebut punya peran besar mendongkrak elektabilitas PDIP di Pemilu 2019 karena faktor coattail effect. PDIP di Pileg 2019 berdasarkan penghitungan KPU ditetapkan meraih 27.053.961 suara atau setara dengan 19,33 persen dari total 139.971.260 suara sah

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"[Regenerasi] tergantung selera hati teman-teman di PDIP," kata Adi, Minggu (16/6) dikutip dari Antara.

Di satu sisi, katanya, mungkin saja fungsionaris PDIP tetap akan mendaulat Megawati melanjutkan kepemimpinan sebagai ketua umum karena putri Bung Karno itu merupakan simbol ideologis PDIP.

"Di bawah Megawati PDIP bisa bertahan signifikan dalam habitus yang berbeda, baik sebagai oposisi maupun sebagai penguasa, sama kuatnya," kata dia.

Megawati Soekarnoputri dinilai bisa menyatukan semua kalangan di PDIP.Megawati Soekarnoputri dinilai bisa menyatukan semua kalangan di PDIP. (CNN Indonesia/Andry Novelino)
Di sisi lain, Adi mengatakan peluang regenerasi juga terbuka. Apabila kader dan fungsionaris PDIP serta Megawati menghendaki adanya penerus, maka nama yang paling kuat menggantikan Mega menurutnya adalah putri Megawati, Puan Maharani.

"Nama Puan Maharani dianggap paling representatif karena mewarisi dua hal penting. Yakni, sebagai anak biologis dan ideologis Megawati untuk melanjutkan trah Sukarno," ujar dia.

Apalagi, kata dia, Puan saat ini digadang sebagai kandidat kuat Ketua DPR periode 2019-2020.

"Suka tak suka, PDIP itu adalah partai yang lekat dengan trah Soekarno dan tradisi Marhaen," jelasnya.

Sementara di luar nama Puan, juga ada nama kader andalan PDIP yakni Presiden Jokowi. Dalam banyak hal, kata dia, potret politik Jokowi mempersonifikasikan sikap politik kerakyatan sesuai nafas dan ideologi PDIP.

"Tapi problemnya Jokowi bukan trah biologis Sukarno," jelas dosen UIN Syarif Hidayatullah itu.

Putri Mega, Puan Maharani, dijagokan jadi Ketum PDIP berikutnya karena trah Sukarno.Putri Mega, Puan Maharani, dijagokan jadi Ketum PDIP berikutnya karena bagian dari trah Sukarno. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Dia menilai putra Megawati, Prananda Prabowo, juga berpeluang menggantikan Megawati sebagai Ketua Umum. Tetapi jika disandingkan dengan nama Puan, menurutnya nama Puan lebih santer dikaitkan dengan regenerasi tersebut.

PDIP sebelumnya telah mengumumkan percepatan Kongres V PDIP di Bali yang sedianya dihelat 2020 menjadi dilaksanakan Agustus tahun ini.

Sebelum penyelenggaraan kongres itu, PDIP akan terlebih dulu menggelar Rakernas IV di Jakarta. Undangan rakernas diteken Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto.

[Gambas:Video CNN] (arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER