Abdullah Hehamahua dan Ratusan Massa Kembali Aksi Kawal MK

CNN Indonesia
Selasa, 18 Jun 2019 14:57 WIB
Ratusan massa yang terdiri dari barisan alumni Universitas Indonesia (UI), emak-emak, dan pendukung Prabowo-Sandi di pilpres 2019 hadir mengawal sidang MK.
Ratusan massa kembali kawal sidang sengketa pilpres 2019 di MK. (CNN Indonesia/Ryan Hadi Suhendra)
Jakarta, CNN Indonesia -- Satu mobil komando berlogo Garda NKRI sudah tiba di Jalan Merdeka Barat untuk mengawal sidang sengketa hasil pilpres 2019 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Walau sempat ditolak oleh polisi, lewat negosiasi yang sempat alot, Kasat Patwal Ditlantas Polda Metro Jaya AKBP Gunawan akhirnya memberi izin mobil masuk.

Saat ini, mobil komando tersebut 'diparkirkan' di sisi Patung Kuda dan di depan Gedung Indosat, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, tak jauh dari gedung MK. Sementara pihak kepolisian mulai membentuk barisan di depan Gedung Indosat untuk mengawal ratusan massa yang telah hadir.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di atas mobil komando terdapat mantan Penasihat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abdullah Hehamahua, Danjen Komando Ulama Pemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno (Koppasandi) Abdul Rasyid Abdullah Syafei, barisan emak-emak, dan simpatisan pasangan calon nomor urut 02 lainnya.


Aksi yang juga dihadiri oleh barisan alumni Universitas Indonesia (UI) itu dimulai dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya disusul dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Abdul Rasyid.

Bacaan doa tersebut juga dibagikan ke sejumlah peserta aksi dalam bentuk buku bersampul warna hijau bertulis 'Diedarkan oleh: 'Hasil Ijtima' Ulama Satu Komando Imam Besar Habib Rizieq Shihab'.

"Semoga yang curang dikalahkan, yang jujur dimenangkan. Dan negara kita menjadi negara aman, adil, dan makmur," ujar Abdul Rasyid sebelum memimpin doa, Selasa (18/6).

Abdullah Hehamahua dan Alumni Sejumlah emak-emak hadir kawal sidang MK. (CNN Indonesia/Ryan Hadi Suhendra)

Sementara itu, perwakilan emak-emak militan, Kurnia menyatakan dirinya sudah resah dengan kepemimpinan Joko Widodo. Oleh karena itu, dia menekankan agar Mahkamah Konstitusi (MK) memutus secara adil hasil perselisihan sengketa pemilu.

"Saya sudah resah dengan kepemimpinan Jokowi karena tidak dapat mengurus negara dengan baik," katanya.


Lebih lanjut, seorang ibu bernama Tri Erniyati di atas mobil komando mengungkapkan dirinya rela meninggalkan keluarga demi menegakkan kebenaran. Dia pun mencari perhatian dengan meminta peserta aksi dari Alumni UI mengangkat poster berisi protes dalam bahasa Inggris.

"Saya rela meninggalkan anak sekolah, suami yang bekerja, itu semua demi tegaknya kebenaran," ucap dia.

Sebelumnya, Abdullah Hehamahua juga tampak hadir di sidang perdana PHPU Pilpres 2019 di MK, Jumat (14/6) lalu.

Abdullah mengatakan dirinya sengaja turun ke jalan mengikuti aksi untuk memberikan dukungan moril kepada para hakim MK. Tak tanggung-tanggung, pria kelahiran 1949 tersebut hadir di sana sebagai koordinator aksi.


Sebagai koordinator aksi, ia mengklaim kehadirannya tak untuk membela salah satu paslon tertentu. Abdullah percaya sembilan hakim MK bisa bekerja secara independen dan profesional dalam menangani PHPU Pilpres dan juga Pileg 2019.

"Aksi ini memberikan dukungan moril, support ke MK supaya mereka tidak usah takut. Mereka independen mengambil keputusan gugatan ini demi keadilan, demi kemanusiaan, demi kedaulatan NKRI sesuai fakta hukum," kata Abdullah.

[Gambas:Video CNN] (ryn/dal)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER