Jakarta, CNN Indonesia -- Kepala Staf Kepresidenan
Moeldoko menegaskan tak pernah menyampaikan nilai-nilai yang merusak demokrasi. Moeldoko menepis kesaksian Hairul Annas, saksi yang dihadirkan
Prabowo-Sandi pada sidang sengketa
Pilpres 2019, Kamis (20/6) dini hari.
Hairul Anas diketahui menyebut Moeldoko mengatakan bahwa kecurangan merupakan bagian dari demokrasi. Pernyataan Moeldoko, kata Hairul disampaikan saat memberi pembekalan saksi TKN, 20-21 Februari 2019 di Hotel El Royale.
"Saya (waktu itu) mengatakan kepada (calon) saksi, hey hati-hati dalam sebuah demokrasi yang mengutamakan kebebasan maka kecurangan itu bisa saja terjadi, jadi kamu para saksi harus hati-hati," kata Moeldoko di Bandara Husein, Kota Bandung, Kamis (20/6) dikutip Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun demikian, Moeldoko tak menampik bahwa dirinya pernah menjadi pembicara untuk para saksi dalam persiapan menghadapi Pemilu. Menurutnya inti dari pembekalan tersebut adalah imbauan agar para saksi hati-hati dalam mengawal proses Pemilu yang bisa saja terjadi kecurangan.
Dia juga menyampaikan bahwa tidak pernah mengajarkan kecurangan kepada saksi. Hal tersebut juga, kata dia, telah diakui oleh Hairul Anas sendiri dalam kesaksiannya.
"Dan itu diakui oleh Anas, dia mengakui bicara seperti ini 'tidak pernah diajarkan atau dilatih melakukan kecurangan', dia sendiri mengatakan seperti itu," kata sembari mencontohkan pernyataan Anas.
Kesaksian Hairul Anas memancing polemik dan mendapat respons dari sejumlah pihak. Wakil Ketua TKN, Abdul Kadir Karding menyebut tak mungkin Moeldoko mengatakan kecurangan adalah bagian dari demokrasi.
Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu justru menuding Hairul sebagai bagian dari kelompok sakit hati, yang coba mengambil keuntungan dengan berpihak kepada kubu Prabowo-Sandi
[Gambas:Video CNN] (ain/ain)