Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang pria yang mengaku sebagai Satrio Piningit muncul di depan gedung
Mahkamah Konstitusi (MK), Jakarta, Kamis (20/6). Pria bernama asli Suwono itu hadir bukan sebagai simpatisan salah satu kubu bersengketa dalam Pilpres 2019.
Suwono datang sendirian dari rumahnya di Cakung, Jakarta Timur. Kertas bertuliskan "Aku Satrio Piningit. Namaku yang asli Suwono" tergantung di depan dadanya.
Ia menolak kehadirannya di sana dihubungkan oleh peserta pemilu mana pun. Baginya, pemilu tak lebih dari permainan kuda lumping.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemilihan ini hanya permainan kuda lumping saja. Orangnya asli, kudanya bohongan," ujar pria berusia 63 tahun itu di depan gedung MK, Kamis (20/6).
Adapun tujuan Suwono datang ke depan MK hanya untuk memberi pesan kepada orang-orang. Pesan tersebut menurutnya juga sudah ia sampaikan saat berkunjung ke kantor-kantor lembaga negara lain.
"Jangan berbuat salah. Kerja 50 tahun sekali berbuat salah ya selesai sudah," imbuhnya.
Sehari-hari Suwono bekerja sebagai tukang urut panggilan. Paling banyak dalam sehari ia mendapat Rp100 ribu.
Suwono juga berpesan bahwa mereka yang berkompetisi dalam pemilu sama-sama putra bangsa. Joko Widodo maupun Prabowo Subianto menurutnya sama saja.
"Tidak ada bedanya, sama-sama anak bangsa," pungkasnya.
Dalam terminologi budaya Jawa, Satrio Piningit merupakan pemimpin yang jadi penyelamat zamannya. Hal ini tak lepas dari ramalan Jayabaya soal kemunculan 'Ratu Adil'.
(bin/arh)