Jakarta, CNN Indonesia -- Kapolri Jenderal
Tito Karnavian meminta untuk tak ada istilah 'cebong dan kampret' di kalangan masyarakat usai gelaran
Pilpres 2019.
Pernyataan itu disampaikan Tito saat memberikan sambutan dalam acara olahraga bersama TNI-Polri dalam rangka HUT Polri ke-73.
Dalam sambutannya itu, Tito mengenang soal rangkaian Pemilu 2019 yang membuat masyarakat Indonesia menjadi terpolarisasi berdasarkan pilihannya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita melihat hoaks luar biasa, ada istilah cebong lah, kampret lah. Sekarang tidak ada lagi cebong kampret, sekarang adanya bangsa Indonesia," kata Tito di Monas, Minggu (7/7).
Tito menyampaikan masa kampanye yang berjalan cukup panjang telah menguras tenaga yang begitu besar. Namun, ia mengaku senang karena ada peningkatan partisipasi masyarakat dalam pemilu kali ini.
Tito mengungkapkan memang sempat ada ketegangan yang terjadi pada 21-22 Mei yang berujung pada aksi kerusuhan di Jakarta dans sejumlah daerah lainnya. Tapi, dikatakan Tito, kerja sama Polri dan TNI dalam melakukan pengamanan bisa kembali mendinginkan suasana yang sempat memanas.
"Alhamdulillah sampai hari ini
cooling down, sampai akhirnya pelantikan Oktober nanti tenang," ucap Tito.
Acara olahraga bersama TNI-Polri yang digelar hari ini turut dihadiri oleh Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bersama para kepala staf TNI.
Selain itu, acara hari ini juga turut dimeriahkan aksi terjun payung oleh 22 penerjun Polri maupun TNI.
Tito menyampaikan acara puncak HUT Bhayangkari tahun ini memang diundur. Mulanya, upacara seharusnya digelar pada 1 Juli, namun karena dinamika keamanan nasional maka upacara baru digelar 10 Juli mendatang.
"Karena dinamika keamanan, tanggal 27 masih ada sidang MK, upacara tanggal 1 diundur semuanya jadi tanggal 10 Juli, dilaksanakan serempak seluruh Indonesia," tutur Tito.
(dis/mik)