Atap Bolong dan Krisis Air 'Rumah Baru' Para Pencari Suaka

CNN Indonesia
Sabtu, 13 Jul 2019 05:45 WIB
Beberapa bagian atap gedung eks Kodim yang menjadi tempat penampungan sementara pengungsi pencari suaka masih bolong. Air bersih juga disebut sulit diakses.
Pemindahan pengungsi pencari suaka ke eks gedung Kodim. (CNN Indonesia/Hesti Rika)
Jakarta, CNN Indonesia -- Bekas Gedung Kodim di wilayah Jakarta Barat mendadak penuh sesak. Sebanyak 1.115 pengungsi pencari suaka yang semula tinggal di trotoar Jalan Kebon Sirih dipindahkan ke gedung tersebut sejak kemarin, Jumat (12/7).

Seluruh gedung yang terdiri dari tiga bangunan itu dipenuhi para pengungsi. Dinas sosial bahkan membangun empat tenda berkapasitas 40 orang untuk menampung pengungsi yang tak mendapat tempat di bangunan gedung.

Meski pindah dari trotoar, nasib mereka tak jauh lebih baik. Fasilitas yang disediakan di gedung tersebut masih sangat minim.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa bagian atap gedung bolong dan toilet berada dalam keadaan kotor, bahkan tanpa air bersih. Bantuan air baru diberikan dinas sosial sekitar pukul 14.00 WIB


Salah satu pengungsi asal Somalia, Muhammad Ali Imran (27) mengaku tidur berdesak-desakan bersama para pengungsi lain dan hanya beralas terpal biru.

"Iya karena jumlahnya banyak, kami tidur sesak-sesakan, dempet-dempetan," Katanya.

Sementara pengungsi asal Afghanistan Hasan Ramazan (37) mengeluhkan minimnya air bersih, terutama untuk membersihkan diri. Ia bahkan terpaksa membeli air mineral untuk berwudhu.

"Kami berterima kasih pada pemerintah Indonesia, tapi berhadap UHNCR bisa melengkapi fasilitas air bersih serta makanan, karena sepertinya masih kurang," unkap pria yang terpisah dengan keluarganya dalam perang di negaranya itu.


Serupa Fatimah Ismail (43) juga mengaku terpaksa harus membeli air botolan sebelum bantuan air dinas sosial datang. Air tersebut ia gunakan untuk mencuci pakaian anaknya.

"Saya cuci baju dengan satu baskom, kalau lagi tidak ada bantuan air saya pakai air mineral, beli di warung," terangnya.

Pengungsi asal Sudan, Abdul Halim Sulaiman Muhammad Ishaq (17) mengaku mereka tak hanya mengalami keterbatasan air bersih, tetapi juga makanan. Menurut dia, makanan yang dibagikan dinas sosial memiliki porsi yang sangat sedikit.
Atap Bolong dan Krisis Air 'Rumah Baru' Para Pencari Suaka Makanan yang diperoleh para pengungsi.(CNN Indonesia/Aria Ananda)
Kepala Seksi Dinas Sosial Nursobah menjelaskan pihaknya sebenarnya memberi bantuan dua kali makan sehari, serta pengiriman air bersih. Makan dikirimkan dari dapur yang disediakan dinas sosial, dalam bentuk nasi kotak.

Dinas sosial juga bakal menyuplai 5.000 liter air bersih setiap hari. Bantuan diberikan dengan sistem antre.



Adapun berdasarkan catatan Dinas Sosial, jumlah pengungsi yang ditampung mencapai 1.155 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 766 pria termasuk 171 anak laki dan 389 wanita termasuk 155 anak perempuan. Mereka berasal dari Afghanistan, Somalia, Sudan, dan Iran.

Selain masalah air bersih dan makanan yang terbatas, pengelolaan sampah di pengungsian juga terpantau masih bermasalah. Sementara kebutuhan listrik untuk penampungan masih mengandalkan genset dari dinas sosial, yang baru dinyalakan sejak pukul 18..00 WIB hingga 05.00 WIB. (ara/agi)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER