Kepala Sekolah SMA Taruna Akui MOS Diawasi TNI dan Senior

CNN Indonesia
Senin, 15 Jul 2019 20:18 WIB
Kepsek SMA Taruna Indonesia Palembang Tarmizi Endrianto mengakui MOS di sekolahnya di bawah pengawasan TNI dan taruna senior sekolah itu.
SMA Taruna Indonesia. (CNN Indonesia/Hafidz Trijatnika)
Palembang, CNN Indonesia -- Kepala Sekolah SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang Tarmizi Endrianto mengakui Masa Orientasi Siswa (MOS) di sekolahnya di bawah pengawasan TNI dan taruna senior sekolah itu.

Hal ini dikatakannya terkait kematian DBJ (14) saat menjalani MOS di SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia Palembang, Sabtu (13/7). MOS yang digelar sejak Minggu (7/7) hingga Sabtu (13/7) itu diikuti oleh 105 orang calon taruna-taruni tahun ajaran 2019/2020.
"Penutupan [MOS] itu Sabtu (13/7). Pengawasan dari sekolah, termasuk dari TNI sebagai pelatihnya dan taruna senior yang jadi panitia. Makanya kalau terjadi hal-hal seperti itu [kematian], biar polisi saja yang mengungkapnya," ujar dia, Senin (15/7).

Tarmizi menungkapkan DBJ dalam kondisi sehat tanpa gejala sakit saat memulai MOS ini bersama calon taruna lain. Oleh karena itu, pihaknya mengizinkan DBJ untuk mengikuti rangkaian kegiatan MOS sepekan penuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kegiatannya ada LTBB (baris-berbaris) dan lain-lain. Malam itu calon taruna disuruh berjalan 4 kilometer. Saat itu anak itu [DBJ] sehat-sehat saja. Sesampai di sini anak itu kejang. Kita coba bawa ke rumah sakit, meninggal. Untuk visum diserahkan ke polisi," ujar dia.
Sementara itu, penyidik Satreskrim Polresta Palembang menggelar prarekonstruksi kasus kematian DBJ (14) saat mengikuti masa orientasi siswa (MOS) di SMA Semi Militer Plus Taruna Indonesia, Minggu (15/7). Ada 10 adegan yang digelar dalam prarekonstruksi.

Adegan dimulai saat korban bersama teman-teman berjalan kaki dari pesantren di kawasan Talang Jambe ke SMA Taruna. Berdasarkan pantauan, agegan korban terjatuh pun diperagakan.

Kasat Reskrim Polresta Palembang Komisaris Yon Edi Winara mengatakan prarekonstruksi dilakukan untuk TKP memperjelas kronologis kegiatan long march yang dilakukan dalam MOS SMA Taruna Indonesia tersebut. Pihaknya pun masih menungu hasil otopsi resmi dari RS Bhayangkara Palembang.

"Beberapa saksi di lapangan pun sudah diperiksa seperti siswa taruna, teman korban, pembina korban," ujar Yon.

Pihaknya kini sudah menetapkan Obby Frisman Arkataku (24), pria yang berstatus sebagai pembina di SMA tersebut, sebagai tersangka penganiayaan. Motifnya, kesal karena korban kerap bermalas-malasan dan memaki panitia.

[Gambas:Video CNN] (idz/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER