Jakarta, CNN Indonesia -- Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK) memastikan penghentian kasus Rolls Royce oleh lembaga antikorupsi Inggris (Serious Fraud Office/SFO) tidak berpengaruh terhadap pengusutan terhadap kasus suap pengadaan pesawat yang menjerat eks Dirut Garuda Indonesia
Emirsyah Satar.
Juru Bicara KPK Febri Diansyah memastikan komisi antirasuah tetap mengusut perkara yang sudah berjalan hampir tiga tahun itu.
"KPK sudah berkoordinasi secara intens dengan SFO sejak awal dalam penanganan perkara ini. Penghentian tersebut tidak berpengaruh pada penanganan perkara yang sekarang sedang berjalan di KPK. Jadi, penyidikan tetap berjalan," kata Febri, Rabu (24/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui, SFO sudah menghentikan investigasi kasus suap Roll Royce ke sejumlah pejabat di beberapa negara, termasuk Indonesia. Penghentian itu dilakukan lantaran SFO tidak menemukan cukup bukti serta kasus tersebut tidak lagi menyangkut kepentingan publik.
Febri mengatakan kasus yang dihentikan lembaga antirasuah Inggris itu adalah terhadap individu di perusahaan manufaktur itu. Sementara itu, ujarnya, perkara pokoknya sudah diproses.
 Eks Dirut Garuda Indonesia Emirsyah Satar sudah ditetapkan sebagai tersangka kasus suap oleh KPK. ( ANTARA FOTO/Zarqoni Maksum) |
Rolls Royce pun sudah membayar denda sebesar £497,5 juta atas perilaku korup yang mencakup tiga dekade, tujuh yurisdiksi, dan tiga bisnis.
"Korporasi Rolls Royce sudah mengaku bersalah dan setuju membayar denda sesuai dengan proses hukum yang berlaku di sana," kata Febri.
Oleh karenanya, lanjut Febri, penghentian kasus itu tidak berkonskuensi yuridis terhadap suap pengadaan mesin pesawat Garuda itu.
"Terkait dengan bagaimana sikap yg diambil SFO, tentu hal tersebut berada di luar yurisdiksi KPK dan merupakan kewenangan SFO sepenuhnya,"
Untuk itu, komisi antirasuah memastikan bakal tetap mengusut kasus korupsi yang menjerat Emirsyah dan Soetikno Soedarjo selaku beneficial owner dari Connaught International Pte. Ltd yang berlokasi di Singapura. Bahkan, pada pekan depan KPK bakal memeriksa sejumlah saksi dan tersangka dalam kasus ini.
Sebelumnya, Emirsyah dalam perkara ini diduga menerima suap €1,2 juta dan US$180 ribu atau senilai total Rp20 miliar serta dalam bentuk barang senilai US$2 juta yang tersebar di Singapura dan Indonesia dari perusahaan manufaktur terkemuka asal Inggris, Rolls Royce, dalam pembelian 50 mesin pesawat Airbus SAS pada periode 2005-2014 pada PT Garuda Indonesia.
 Logo Rolls Royce. ( REUTERS/Toby Melville) |
Pemberian suap itu dilakukan melalui seorang perantara Soetikno Soedarjo selaku
beneficial owner dari Connaught International Pte. Ltd yang berlokasi di Singapura.
Rolls Royce sendiri oleh pengadilan di Inggris berdasarkan investigasi Serious Fraud Office (SFO) Inggris sudah dikenai denda sebanyak £671 juta atau sekitar Rp11 triliun karena melakukan pratik suap di beberapa negara antara lain Malaysia, Thailand, China, Brazil, Kazakhstan, Azerbaizan, Irak, Anggola.
KPK awalnya menerima laporan dari SFO dan Corrupt Practices Investigation Bureau (CPIB) Singapura yang sedang menginvestigasi suap Rolls Royce di beberapa negara, SFO dan CPIB pun mengonfirmasi hal itu ke KPK termasuk memberikan sejumlah alat bukti.
KPK melalui CPIB dan SFO juga sudah membekukan sejumlah rekening dan menyita aset Emirsyah yang berada di luar negeri.
(sah/arh)